Beranda Suplemen Ghazwul Fikri Apa yang Salah dengan Nama Mahmud?

Apa yang Salah dengan Nama Mahmud?

mahmud
Khilafah Turki Utsmani pernah dipimpin Sultan Mahmud dan Sultan Mahmud II

Dalam sebuah tayangan talk show di salah satu televisi swasta nasional, seorang pelawak bertanya nama kepada bintang tamu.

“Oh yang ini namanya siapa?” tanya sang pelawak yang bertindak sebagai pembawa acara. “Mahmud ya?” lanjutnya sebelum dijawab bintang tamu.

Sontak studio pun ramai oleh tawa riang. Terbahak-bahak.

“Masa orang sekeren gini namanya Mahmud. Jaelani dong!” timpal pelawak lain.

Lagi, ada tertawa terbahak-bahak.

Apa yang salah dengan nama Mahmud hingga ditertawakan?

Tentu lucu jika nama tersebut disandang oleh perempuan. Tapi untuk panggilan laki-laki apanya yang lucu? Mahmud adalah nama yang terpuji dan sebuah doa yang disematkan orang tua kepada seorang anak. Nama adalah doa, bukan seperti William Shakespeare; What’s in a name? Apa arti sebuah nama?

Dalam bercanda tentu ada adabnya, yang lebih kurang ada tiga hal yang harus diperhatikan:

  1. Jangan ada dusta di dalam canda.
    Abu Hurairah RA mengatakan saat para sahabat berkumpul dalam majelis Rasulullah SAW, ”Para sahabat bertanya kepada Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam,”Wahai Rasulullah, apakah engkau jua bersenda gurau bersama kami?” maka Rasulullah SAW menjawab,”Tentu, hanya saja aku akan berkata benar” (HR. Ahmad)Rasulullah bersabda: “Neraka Wail bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk melucu (membuat orang tertawa); neraka Wail baginya, neraka Wail baginya.“
  2. Tidak boleh ada unsur penghinaan atau pelecehan terhadap seseorang.Allah berfirman, yang artinya,”Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain. Karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok) itu. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain. Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Al-Hujurat: 11).
  3. Menyinggung Allah, Rasul-Nya, dan Syari’at-Nya.Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah:”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok”. (QS.At-Taubah: 65-66).

    Candaan dengan meremehkan nama-nama islami, sadar atau tidak telah menanamkan di alam bawah sadar penonton untuk menertawakan Islam. [Paramuda/ BersamaDakwah]