Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Hamzah, Singa Allah dan Rasul-Nya (Bagian 2)

Hamzah, Singa Allah dan Rasul-Nya (Bagian 2)

0
Ilustrasi (historyanswers)

Lanjutan dari Hamzah, Singa Allah dan Rasul-Nya

Pada awalnya, keislaman Hamzah hanyalah merupakan harga diri seorang laki-laki yang tidak ingin saudaranya dihina.

Kemudian Allah Ta’ala membukakan hatinya, sehingga ia pun berpegang kepada tali yang kokoh, dan kaum muslimin pun sangat bangga dengan keberadaannya di tengah-tengah mereka.

Setelah itu, Hamzah Radhiyallahu Anhu memiliki berbagai peran dan kontribusi yang layak ditulis dengan tinta emas dan ditulis dengan huruf-huruf dari cahaya, yang disimpan rapi oleh sejarah; agar orang-orang setelahnya dapat mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang telah berlalu itu.

Andai kita bersumpah di antara Rukun Yamani dengan Maqam Ibrahim, niscaya kita akan bersumpah bahwa sejarah manusia tidak pernah mengenal sebuah generasi sebagaimana generasi shahabat yang memiliki kehormatan, keadilan, kemuliaan, pengorbanan, keimanan, dan kejujuran.

Semoga Allah meridhai mereka dan menjadikan mereka semua ridha.

Mari kita perhatikan bagaimana kepahlawanan yang sejati itu memberikan buahnya di dalam jiwa manusia.

Ekspedisi militer pertama kaum muslimin untuk memerangi musuh diikuti oleh Hamzah bin Abdul Muthalib.

Bendera pertama yang diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada salah seorang dari kaum muslimin adalah kepada Hamzah.

Pada hari ketika dua pasukan bertemu di perang Badar, peran terbesar saat itu dilakukan oleh Hamzah.

Adapun dalam perang Uhud, Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu Anhu bercerita,

Pada perang Uhud, Hamzah bertempur di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan menggunakan dua pedang seraya berkata, “Aku adalah singa Allah.”

Hamzah mengayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri, berjihad di jalan Allah, dan membela kalimat tauhid, “La ilaha illallah” (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)

Ketika ia tengah bertempur, di sisi lain ada seseorang yang sedang mengintai untuk membunuhnya, karena saat itu hanya Hamzah yang menjadi targetnya. Dialah seorang budak bernama Wahsyi.

Dengan membunuh Hamzah, Wahsyi akan mencicipi rasa menjadi manusia merdeka sebagaimana yang dijanjikan oleh tuannya, Jubair bin Muth’im.

Wahsyi berkata, “Aku melihat seseorang yang jika ia mulai menyerang maka ia tidak akan mundur sampai ia mengalahkan kami, aku pun berkata, “Siapakah orang ini?”

Orang-orang menjawab, “Hamzah.” Aku berkata, “Inilah targetku.”

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Hamzah, Singa Allah dan Rasul-Nya (Bagian 3)