Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Khadijah, Istri Terbaik Bagi Rasul Terbaik (Bagian 2)

Khadijah, Istri Terbaik Bagi Rasul Terbaik (Bagian 2)

0
Ilustrasi (hdw)

Lanjutan dari Khadijah, Istri Terbaik bagi Rasul Terbaik

Subhanallah, hanya dengan menyebut nama Khadijah Radhiyallahu Anha, kita seolah terseret akan kerinduan kepada masa lalu, dan mengingatkan kita akan perjalanan dakwah pada masa-masa awalnya.

Islam mulai muncul di rumahnya dan ia menjadi orang pertama yang beriman di antara umat ini.

Ibnul Atsir Rahimahullah berkata,

“Khadijah adalah hamba Allah pertama yang masuk Islam mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini adalah ijma’ (konsensus) kaum muslimin. Tidak ada seorang pun, baik laki-laki maupun perempuan, yang mendahuluinya.”

Ketika Allah berkehendak menyampaikan hidayah terbesar-Nya kepada manusia, pada saat di mana cahaya tauhid tidak lagi ada, Allah mengutus Muhammad kepada umat manusia dengan risalah yang umum menyeluruh, dan rahmat yang berkelanjutan untuk seluruh manusia di seluruh masa.

Kebenaran itu datang ketika beliau berada di gua Hira, ketika malaikat datang dan berkata kepadanya, “Bacalah.”

Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bercerita,

“Maka ia (malaikat) itu memelukku sehingga aku kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata, “Bacalah”, maka aku katakan, “Aku tidak bisa membaca.”

Malaikat itu kembali memelukku untuk kedua kalinya sehingga aku kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata, “Bacalah”, maka aku berkata, “Aku tidak bisa membaca.”

Setelah itu, ia kembali memelukku untuk ketiga kalinya sehingga aku kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ- خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ-اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia(QS. Al-‘Alaq [96]: 1-3)

Setelah itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang dalam keadaan menggigil karena dahsyatnya apa yang baru saja beliau lihat, lalu beliau masuk menemui istrinya Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anha, dan berkata,

“Selimutilah aku, selimutilah aku.”

Para pelayan beliau pun menyelimutinya hingga rasa takutnya mulai berkurang, lalu beliau menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah, dan berkata, “Sungguh aku takut akan diriku.”

Apakah yang dilakukan Khadijah saat itu? Bagaimanakah seorang istri yang berakal bersikap?

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Bersambung ke Khadijah, Istri Terbaik bagi Rasul Terbaik (Bagian 3)