Beranda Dasar Islam Al Quran Membeli Surga

Membeli Surga

0
sumber gambar: ahnaf27.wordpress.com

Oleh: @RioPurboyo

Pagi ini, tergerak tanganku mengambil buku tafsir karya Ibnu Katsir. Karena kangen dan mumpung ada waktu jeda sebelum kembali beraktivitas di Surabaya hari ini. Kubuka surat kedelepan. Al-Anfaal, harta rampasan perang.

Kutakbisa jauh berpindah dari bahasan Ibnu Katsir, karena kuingin lebih dekat sambil kunyah pelan-pelan apa yang beliau tuliskan di situ. Ya, hanya di tiga ayat pertama. Tapi, sungguh betapa dalamnya tafsir yang beliau tuliskan.

Mataku tertumbuk pada penggalan ayat pertama.

“…oleh sebab itu, bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu…”

Fattaqu Allaha wa ashlihuu dzaata bainikum.

Ibnu Katsir menuliskan, “Bertaqwalah kepada Allah dalam semua urusanmu, dan perbaikilah segala sengketa yang terjadi di antara kamu. Jangan menganiaya. Jangan berkelahi. Dan apa yang diberikan Allah kepadamu, terimalah. Dan jangan bertengkar karena itu.”

Beliau melengkapi tuturan dengan keterangan dari sebuah hadis yang diriwayatkan Abul Ya’la Almaushili.

Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam duduk di antara kami, tiba-tiba beliau tersenyum sehingga tampak gigi serinya.
Umar pun bertanya, “Apakah yang menyebabkan tertawamu, ya Rasulullah?”

Jawab Nabi, “Ada dua orang berlutut di hadapan Allah Rabbul ‘Izzati. Orang pertama berkata, ‘Aku menuntut hakku yang dianaya oleh kawanku itu.’ Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya, ‘Kembalikan haknya.’ Jawab orang itu, ‘Tiada sisa dari kebaikanku.” Maka berkatalah orang yang menuntut itu, ‘Suruhlah ia menanggung dosaku.’”

Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mengucurkan air matanya sambil bersabda, “Sesungguhnya hari itu sangat ngeri. Hari ketika setiap orang ingin kalau ada orang yang dapat menanggung dosanya.”

Allah Ta’ala pun berfirman kepada orang yang menuntut. “Lihatlah ke atas kepalamu. Perhatikanlah surga-surga itu,” Ia mengangkat matanya, lalu berkata, “Ya Tuhanku, aku melihat ada gedung-gedung dari emas bertaburkan mutiara, untuk Nabi yang manakah? Atau shiddiq yang manakah? Atau syahid yang manakah itu?”

Jawab Allah Ta’ala, “(Surga) itu untuk siapa yang dapat membayar harganya.”

Ia bertanya, “Siapakah yang dapat membayar harganya?”

Jawab Allah, “Engkau mempunyai harganya.”

Ia bertanya, “Apakah itu, ya Tuhan?”

“Memaafkan kawanmu itu,” jawab Allah.

Langsung ia berkata, “Aku maafkan dia.”

Allah Ta’ala berfirman, “Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah kalian berdua ke dalam surga.”

Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam membaca, “Fattaqu Allahu wa ashlihuu dzaata bainikum.” Allah memperbaiki (mendamaikan) hubungan antara kaum mukminin di Hari Kiamat.


“… oleh sebab itu, bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu.” (Qs. al-Anfaal [8]: 1) [PB/Bersamadakwah]