Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Tukang Ojek di Hari Raya dan Istri yang Pindah Agama

Tukang Ojek di Hari Raya dan Istri yang Pindah Agama

Dok: Give and Go

“Mas lagi penumpangnya,” kata driver ojek daring. Semringah.

Penulis tersenyum. Di hari raya idul fitri ini agaknya susah mendapatkan driver ojek. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Mencoba tiga aplikasi yang keterima hanya Uber saja. Wajar.

Driver dalam tokoh kita ini namanya Effendy. Dari Stasiun Pasar Minggu menuju tempat peliputan di kediaman menteri era SBY dengan dia yang agak cukup lama menunggu. Ketika mau cancel, ia justru menelepon. Wajahnya oriental.

“Bayar 10 ribu mas, nggak papa,” katanya ketika sampai di tempat pak menteri.

Seharusnya tarif yang harus penulis bayar sejumlah Rp 12 ribu. Yang mengejutkan seusai penulis melepas helm, ia buru-buru salaman dan mengucapkan maaf lahir batin.

Hari ini memang ia tidak masuk kerja seperti biasanya. Sebab ITC Fatmawati tempat ia jualan tutup hingga 4 hari ke depan. Jualan ponsel.

“Mas tidak merayakan hari raya?” tanya penulis, usik.

“Kebetulan istri yang merayakan,”.

Wah?

“Mas tadi pagi ke gereja dong?”

“Kok mas tahu kalau saya Kristen?” ia balik bertanya, kaget.

Penulis hanya asal usil. Ia ke gereja sore, yang bagian kedua. Bagian pertama diundur jadi jam 10 untuk menghormati yang sedang sholat Id.

“Tadinya saya Budha.”

Wah?

Penulis terusik tentang nikah beda agama. Mereka menikah di kota atau negara mana. Ternyata istrinya tadinya beragam Kristen. Lalu mengikuti suaminya beragama Budha agar bisa menikah secara resmi. Namun secara keyakinan istri masih Kristen. Setelah menikah istrinya pindah ke agama awal:Kristen. Suaminya pun ikutan Kristen. Sembilan tahun usia pernikahan, istrinya kemudian pindah agama lagi. Ia memilih islam sebagai persinggahan terakhir.

“Sepertinya pengaruh temannya. Saya tidak begitu mencari tahu sih. Saya sih membebaskan asal dia taat,” kata pria berkacamata itu. Adiknya pun pindah agama ke Islam.

 

Dalam keluarganya, ayah dan ibunya adalah pemeluk Katolik. Anaknya ada yang Budha dan ada yang Kristen.

“Anak saya sudah dua. Yang pertama down syndrom. Yang kedua kayaknya lebih condong ke agama ibunya,” katanya setelah penulis tanya jumlah anak.

“Saya sih tidak memusingkan agama istri. Itu kan urusan dia sama Tuhan,” lagi ia berkata.

Penulis menghela nafas dalam-dalam.