Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Ummu Salamah dan Kesabaran yang Mengangkat Derajatnya

Ummu Salamah dan Kesabaran yang Mengangkat Derajatnya

0
gurun (hdw)

Kesabaran merupakah hal yang paling berat dilakukan seseorang ketika ditimpa musibah. Terutama ketika kehilangan orang yang paling dicintainya di dunia ini. Sesuai dengan janji Allah, bahwa orang-orang yang penyabar akan mendapatkan kabar gembira.

Berikut ini adalah kisah seorang wanita yang selalu dirundung kemalangan, tetapi senantiasa bersabar dan tabah. Hanya saja cobaan yang terakhir benar-benar mempengaruhi jiwanya.

Wanita yang dimaksud ialah Ummul Mukminin, Hindun binti Suhail bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Amru Al-Makhzumiyah Al-Qurasyiyah, yang lebih dikenal dengan Ummu Salamah.

Ayahanda Ummu Salamah adalah Suhail bin Al-Mughirah, yang digelari dengan “Zad Ar-Rakib” (Bekal Pengendara unta), karena dia terkenal dermawan. Apabila bepergian, dia tidak membiarkan seorang pun yang menemaninya tidak mempunyai bekal, bahkan dia memberi bekal secukupnya kepada seluruh teman-teman seperjalanannya.

Ummu Salamah semula dinikahi sepupunya yang bernama Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal Al-Makhzumi. Dia bahagia sekali dinikahi lelaki ini. Dia dan suaminya tergolong orang-orang yang terdahulu masuk Islam. Bahkan, sebelum itu, yang masuk Islam baru sepuluh orang saja.

Tatkala terbetik berita masuk Islamnya pasangan suami istri itu di Mekah, maka gegerlah seluruh orang Quraisy, lalu mulailah mereka menghujani keduanya dan siapa pun yang telah masuk Islam bersama keduanya dengan berbagai macam siksaan.

Tatkala siksaan dan penganiayaan telah sedemikian hebatnya menimpa keduanya dan kaum muslimin lainnya, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengizinkan mereka hijrah ke Habasyah. Ummu Salamah dan suaminya termasuk para pemuka kaum muhajirin itu.

Tatkala kaum muslimin yang hijrah ke Habasyah itu mendengar bahwa Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Al-Khaththab masuk Islam, lalu keduanya membela agama Islam dan kaum muslimin yang lemah, ada sebagian dari kaum muhajirin yang kemudian pulang ke Mekah.

Ummu Salamah dan suaminya termasuk mereka yang pulang itu. Akan tetapi, tidak lama kemudian kaum Quraisy kembali lagi menganiaya kaum muslimin dan menyiksa mereka sedemikian hebatnya, hingga akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengizinkan mereka hijrah ke Madinah.

Hanya saja, proses hijrahnya kedua suami istri ini dan anak mereka yang masih bayi bernama Salamah, mengalami hambatan berat dan menyedihkan. Hal itu diceritakan sendiri oleh Ummu Salamah yang mengatakan,

“Tatkala Abu Salamah telah mantap niatnya untuk berangkat ke Madinah, dia persiapkan seekor unta, lalu dia angkut aku dan anakku, Salamah. Kemudian dia pun berangkat sambil menuntun untanya.

Hal tersebut diketahui oleh beberapa orang dari Bani Al-Mughirah. Oleh karena itu, mereka pun datang menghadangnya seraya berkata,

“Dirimu sajalah yang boleh kamu bawa pergi dari kami. Tahukah kamu, bagaimana dengan wanita dari kami ini. Apa alasan kami membiarkan kamu membawanya pergi ke negeri orang?”

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Ummu Salamah dan Kesabaran yang Mengangkat Derajatnya (Bagian 2)