Beranda Tazkiyah Fadhilah Wahai Para Ayah, Perhatikanlah Ibadah Shalat Anak-Anakmu (Bagian 2)

Wahai Para Ayah, Perhatikanlah Ibadah Shalat Anak-Anakmu (Bagian 2)

0
ilustrasi (fineartamerica)

Lanjutan dari Wahai Para Ayah, Perhatikanlah Ibadah Shalat Anak-Anakmu

Di samping itu, seorang ayah adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya tentang keluarga yang dipimpinnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ahmad).

Allah Ta’ala firmankan dalam kitab-Nya Al-Qur`an tentang Nabi Ismail Alaihissalam bapak orang Arab. Ismail memerintahkan keluarganya agar mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan beliau adalah hamba yang diridhai.

Dengan demikian, dapat kita ketahui bersama bahwa tidak pantas bagi seorang ayah untuk meninggalkan anak-anaknya di rumah dalam keadaan tidur tanpa membangunkan mereka guna mendirikan shalat dan mengawasi semua aktivitas mereka.

Jadi, tidak cukup dengan membangunkan mereka yang sedang tidur saja, tapi juga harus mengawasi mereka. Sebab, mungkin saja mereka bangun dan ketika dia pergi mereka pun tidur kembali.

Jika seseorang ingin segera berangkat menuju masjid dan meninggalkan anak-anaknya di rumah karena khawatir tertinggal shalat berjamaah dan pada saat yang sama dia juga berusaha membangunkan kemudian mengawasi dan mengajak mereka, maka tidaklah mengapa dia keluar rumah meninggalkan mereka kemudian pulang menemui mereka di rumah.

Setelah itu, menyuruh mereka untuk mengerjakan shalat.

Namun, jika seseorang tidak peduli dan tidak membangunkan anak-anaknya yang sedang sebelum berangkat ke masjid, dia juga tidak memberi peringatan satu atau dua kata saja, kemudian berangkat menuju masjid dengan alasan khawatir tertinggal shalat berjamaah, maka dia telah meremehkan masalah ini.

Seorang ayah harus membangunkan anak-anaknya yang tertidur pulas sesuai dengan keadaan mereka.

Jika sekiranya mereka susah bangun tidur maka dia harus mengambil waktu lebih awal untuk membangunkan mereka. Jika mereka cepat bangun maka dia harus berusaha sesuai dengan keadaan mereka.

Intinya, seorang ayah harus mengetahui ibadah shalat anak-anaknya. Jika anak-anaknya tertidur, hendaklah dia bangunkan lalu diajak ke masjid.

Jika tidak memungkin, dia menyuruh anak-anak mengerjakan shalat di rumah.

Demikian ditulis kembali dari kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]