Beranda Dasar Islam Aqidah Wala` dan Bara`, Makna dan Kedudukannya Dalam Islam (Bagian 3)

Wala` dan Bara`, Makna dan Kedudukannya Dalam Islam (Bagian 3)

0
Ilustrasi (hdw)

Lanjutan dari Wala` dan Bara`, Makna dan Kedudukannya Dalam Islam (Bagian 2)

Keenam, dengan melaksanakan wala` dan bara` ini, seorang muslim akan mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala.

Hal ini berdasarkan atsar yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma, bahwasanya ia berkata,

“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, saling menolong karena Allah, dan bermusuhan karena Allah, maka ia akan mendapatkan pertolongan Allah.”

Ketujuh, tidak melaksanakan wala` dan bara`, bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kekafiran dan kezhaliman. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala,

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi.

Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim.” (QS. Al-Maa`idah: 51).

Kedelapan, wala` dan bara` ini banyak disebutkan dalam Al-Qur`an dan hadits, sehingga menujukkan bahwa hal ini merupakan masalah yang penting dalam agama Islam.

Syaikh Hamd bin Atiq Rahimahullah pernah mengatakan,

“Allah Ta’ala secara tegas mewajibkan kepada kita untuk memusuhi orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, sebagaimana Dia telah mengharamkan dengan tegas sikap loyal kepada mereka.

Sehingga, di dalam Al-Qur`an tidak ada hukum yang paling banyak dan paling jelas dalilnya daripada hukum wala` (loyalitas) dan bara` (anti loyalitas) ini, tentu setelah kewajiban bertauhid dan pengharaman sikap yang menentang tauhid (yaitu syirik).”

Terkait hal ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah juga menuturkan,

“Bukti kebenaran dalam bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah adalah dengan mencintai dan membenci hanya karena Allah, berkasih sayang dan bermusuhan karena Allah, mencintai apa yang dicintai Allah, dan membenci apa yang dibenci-Nya.”

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Wala` dan Bara`, Makna dan Kedudukannya Dalam Islam (Bagian 4)