Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 2)

Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 2)

0
Ranjang rumah sakit (timeslive)

Lanjutan dari Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total

Saya (dr. Khalid) mencoba memberikan penjelasan dengan lemah lembut kepadanya, akan tetapi ia tetap bersikeras minta untuk dioperasi.

Maka akhirnya saya katakan kepadanya, “Insya Allah, tidak akan terjadi kecuali yang terbaik.”

Tak lama kemudian saya melihatnya bertayamum lalu mendirikan shalat zhuhur. Saya bertanya kepadanya, “Kenapa tidak berwudhu?”

Ia menjawab, “Saya tidak bisa, bahkan untuk melaksanakan shalat sambil berdiri pun saya tidak mampu.”

Mendengar penjelasan itu, saya hampir berubah pendirian untuk mengoperasinya, akan tetapi kemudian saya ingat, bahwa kedatanganku ke sini dengan perbekalan yang minim dan harus disalurkan kepada mereka-mereka yang diperkirakan akan mendapatkan hasil dari operasi ini dengan izin Allah.

Ketika saya mulai melakukan operasi kepada para pasien, Shabir dua kali datang kembali, akan tetapi ia ditolak oleh dr. Muhsin.

Pada minggu terakhir dari masa tugasku dr. Dzafir Al-Khudhairi, ahli anestesi (pembiusan), harus meninggalkanku untuk urusan yang penting, yang mana kami berdua telah sepakat sebelumnya bahwa operasi untuk kondisi seperti Shabir ini tidak mungkin untuk dilaksanakan di sini.

Dr. Dzafir telah menolak untuk melaksanakan anestesi terhadap seseorang yang kondisinya lebih bagus dari pada Shabir ini.

Setelah dr. Dzafir pergi, pada minggu terakhir ini posisi anestesi digantikan oleh dr. Musthafa Al Sabit, beliau adalah seorang dokter yang hebat dan berjiwa militer.

Pada minggu ini pula dr. Muhsin harus beristirahat dua hari karena sakit. Shabir datang ke rumah sakit lagi dan kemudian dr. Ilmi yang tidak tahu duduk permasalahannya, memasukkan orang tersebut ke dalam daftar tunggu pasien operasi.

Biasanya saya memeriksa pasien yang akan menjalani operasi pada malam hari sebelum tiba hari pelaksanaan operasi, tepat pada malam hari di mana besok paginya orang tersebut mendapatkan giliran operasi.

Pada malam itu, saya diundang untuk makan malam di kota Rabat yang memakan waktu sekitar satu setengah jam perjalanan dengan mobil dari Casablanca, sehingga saya pulang larut malam dan malas untuk pergi memeriksa pasien yang akan diopersi esok hari.

Saya berkata kepada diri sendiri,

“Insya Allah, besok saya akan berangkat pagi-pagi untuk memeriksa pasien yang akan dioperasi.”

Akan tetapi apa yang terjadi?

Allah takdirkan saya tertidur setelah subuh dan bangun kesiangan, pada jam setengah sembilan pagi. Sehingga, dengan tergesa-gesa saya berangkat ke rumah sakit.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 3)