***
Artikel ini kelanjutan dari
10 Alasan Tak Boleh Mengejek Jomblo
***
Daftar Isi
6. Menjatuhkannya
Mungkin kita beralasan, teman kita tidak sakit hati dan tidak malu ketika kita meledeknya jomblo. Bahkan dengan disertai ejekan sekalipun. Kalaupun dia tidak sakit hati dan tidak malu, bisa jadi harga dirinya jatuh saat banyak orang berpikir, “pemuda ini jadi bahan olok-olokan di media sosial ternyata.”
Bisa jadi yang melihat di media sosial dan menilainya itu adalah teman, adik kelas, dosen atau bahkan bakal calon mertuanya. Bisa fatal dampaknya, bukan?!
7. Sudah ikhtiar, tapi belum ketemu jodohnya
Bisa jadi teman yang diolok-olok jomblo dan selalu diledek, ia tidak seperti yang dipersepsikan. Bukannya ia suka menjadi jomblo atau malas berusaha, bisa jadi ia sudah berikhtiar sekuat tenaga. Sudah minta difalisitasi keluarganya atau minta tolong ustadznya untuk mencarikan pasangan hidup. Namun belum juga ia mendapatkan. “Belum ketemu jodohnya,” istilah banyak orang.
Apalagi jika yang diledek itu akhwat (perempuan). Duh. Bukannya usaha seorang akhwat dalam hal jodoh tidak se-“ekspansif” ikhwan? Sungguh tega jika teman-teman mengolok-oloknya.
8. Dulu kita pernah jomblo
Sebelum seseorang meledek dan mencela orang lain, hendaklah ia berkaca. Bukankah kita dulu juga pernah jomblo? Maka tak perlu lah kita meledeknya. Kalaupun mau memotivasi, gunakan kata-kata dan cara yang baik. Memberikan hadiah buku siap nikah, misalnya. Hindari banyak komen negatif, apalagi di media sosial.
9. Seandainya dia kita?
Jika tidak mau dipukul, jangan memukul. Jika tidak mau diejek, jangan mengejek. Kedewasaan sangat diperlukan di zaman sekarang. Gunakan diri sendiri untuk berbuat kepada orang lain. Jika kita tidak mau seandainya olokan itu mengarah kepada kita, hendaknya jangan mengolok-olok orang lain. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
10. Ingat, mungkin kita akan jomblo lagi
Terakhir, ingatlah bahwa kita juga akan jomblo. Lho? Ya, jika makna jomblo adalah sendiri tanpa pasangan hidup bisa jadi Anda akan mengalami jomblo untuk kali kedua. Lihatlah orang-orang di sekeliling kita. Ada laki-laki yang ditinggal mati istrinya. Ada perempuan yang ditinggal mati suaminya. Ada yang sudah sangat tua baru pasangan hidupnya tiada. Ada juga yang masih muda, pasangan hidupnya sudah tiada.
Jangan sampai pada saat itu kita baru sadar dan kemudian menyesal: “Dulu aku menggoda dan mengolok teman yang jomblo, kini aku sendiri yang merasakannya.”
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]