Beranda Suplemen Renungan 2 Kunci Kebaikan Umat, 2 Penyebab Kehancuran Umat

2 Kunci Kebaikan Umat, 2 Penyebab Kehancuran Umat

0
ilustrasi kiamat © fantastic.pk

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan adanya dua hal yang menjadi kunci kebaikan umat Islam generasi awal dan ada dua penyebab kehancuran generasi akhir umat Islam. Dua kunci kebaikan telah terbukti di masa Rasulullah dan sahabatnya. Lalu apa dua hal penyebab kehancuran umat? Terjadikah pada zaman kita?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صلاح أول هذه الأمة بالزهادة واليقين وهلاكها بالبخل والأمل

“Baiknya generasi awal umat ini dengan sebab kezuhudan dan keteguhan keyakinan, sedangkan kehancuran generasi akhirnya dengan sebab bakhil dan (panjang) angan-angan” (HR. Thabrani; hasan lighairihi)

نجا أول هذه الأمة باليقين والزهد ويهلك آخر هذه الأمة بالبخل والأمل

“Generasi awal umat ini jaya dengan sebab keyakinan dan kezuhudan, sedangkan generasi akhirnya akan binasa dengan sebab bakhil dan (panjang) angan-angan” (HR. Ibnu Abid Dunya dan Al Ashbahani; hasan lighairihi)

Dua hal yang menjadi kunci kebaikan dan kejayaan umat Islam –dan telah dibuktikan pada generasi awal- adalah keyakinan dan zuhud. Betapa keyakinan kepada Allah tertancap kuat pada jiwa para sahabat. Sejarah pun mencatat, meskipun disiksa dan dinista, para sahabat di Makkah tetap teguh dalam keimanan. Mereka yakin Islam agama yang benar. Mereka yakin Allah akan menolong mereka. Mereka yakin Islam akan memenangkan mereka.

Keteguhan keyakinan itu membaja dalam diri para sahabat. Membuat mereka tidak gentar menghadapi bahaya dan ujian perjuangan. Mereka tetap istiqamah dalam keimanan. Seperti Bilal yang ditindih batu di bawah terik sang surya. Hanya kalimat “Ahad” yang keluar dari lisannya.

Keyakinan pula yang membuat para sahabat tidak gentar berhadapan dengan lawan yang jumlahya lebih besar. 300 muslim berhadapan dengan 1000 pasukan kafir Quraisy di Badar. 700 pasukan Islam berhadapan dengan 3000 pasukan kafir di Uhud. Bahkan di tengah kepungan 10.000 pasukan Ahzab, umat Islam optimis akan mampu menguasai Yaman, Persia dan Romawi.

Zuhud juga menjadi amal utama generasi sahabat. Meskipun saudagar kaya, Abu Bakar hidup sangat sederhana. Meskipun memiliki 70.000 unit ladang, Umar bin Khattab menganggap mewah makan dengan dua lauk. Meskipun kaya raya tiada tara, Utsman bin Affan makan dan berpakaian seadanya. Dan Ali bin Abu Thalib senantiasa mensedekahkan harta yang diterimanya hingga ia tak pernah kaya harta. Zuhud membuat mereka tak pernah takut kehilangan dunia. Dunia ada di tangan bukan di hati mereka. Karena tidak mencintai dunia, mereka pun tak terpalingkan dari cita-cita surga.

Dua hal yang menghancurkan generasi akhir umat Islam adalah bakhil dan panjang angan-angan. Ketika manusia bakhil, ia sebenarnya menyemai kebencian dan menanam permusuhan. Jiwanya jadi lemah karena tak mau kehilangan dunia, sementara orang-orang yang miskin menjadi semakin tak berdaya. Secara akumulatif, umat Islam menjadi lemah dan mudah dihancurkan.

Panjang angan-angan adalah bentuk ketidakmampuan seseorang dalam menggapai cita yang akhirnya berkhayal sebagai bentuk pelarian. Panjang angan-angan berarti meninggikan keinginan tanpa usaha mencapainya. Hanya berandai-andai. Jiwanya lemah, hidupnya terjajah.

Mari kita lihat diri kita dan umat ini. Apakah dua hal itu, bakhil dan panjang angan-angan, sudah menghinggapi? Jika iya, perlu langkah ekstra untuk kembali. Menyadarkan diri dan umat ini. Jangan sampai kita yang menjadi umat akhir zaman yang mengalami kehancuran dan kebinasaan. [Muchlisin BK/bersamadakwah]