Beranda Dasar Islam Hadits 3 Rahasia Mengapa Abu Hurairah Banyak Meriwayatkan Hadits

3 Rahasia Mengapa Abu Hurairah Banyak Meriwayatkan Hadits

www.islamghar.com

Jika membaca hadits, tentu kita sangat akrab dengan nama Abu Hurairah. Ia adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Rasulullah Saw, ia meriwayatkan hadits sebanyak 5.374 hadits.

Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, Rasulullah sendirilah yang memberi julukan “Abu Hurairah”, ketika beliau sedang melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari Rasulullah Saw., itu semata karena kecintaan beliau kepadanya.

Abu Hurairah ra., bukan tergolong dalam barisan penulis, tetapi ia adalah seorang yang terampil menghafal lagi kuat ingatan. Karena ia tak punya tanah yang akan ditanami atau perniagaan yang akan menyibukkannya, ia tidak berpisah hengan Rasul, baik dalam perjalanan maupun di kala menetap.

Begitulah ia mempermahir dirinya dan ketajaman daya ingatnya untuk menghafal Hadits-hadits Rasulullah Saw. dan pengarahannya. Sewaktu Rasul telah pulang ke Rafikul’Ala (wafat), Abu Hurairah ra, terus-menerus menyampaikan hadits hadits, yang menyebabkan sebagian shahabatnya merasa heran sambil bertanya-tanya di dalam hati, dari mana datangnya hadits-hadits ini, kapan didengarnya dan diendapkannya dalam ingatannya.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu menjelaskan rahasia kenapa hanya ia seorang diri yang banyak mengeluarkan riwayat dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam :

– Pertama, karena ia melowongkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para shahabat lainnya.

– Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat.

– Ketiga, ia menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya. Kalau tidak dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman kelalaiannya!

Oleh sebab itulah ia harus saja memberitakan, tak suatupun yang menghalanginya dan tak seorang pun boleh melarangnya hingga pada suatu hari Amirul Mu’minin Umar berkata kepadanya: “Hendaklah kamu hentikan menyampaikan berita dari Rasulullah! Bila tidak, maka akan kukembalikan kau ke tanah Daus!” (yaitu tanah kaum dan keluarganya).

Tetapi larangan ini tidaklah mengandung suatu tuduhan bagi Abu Hurairah radhiyallahu anhu, hanyalah sebagai pengukuhan dari suatu pandangan yang dianut oleh Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka waktu tersebut, tidak membaca dan menghafalkan yang lain, kecuali al-quran sampai ia melekat dan mantap dalam hati sanubari dan pikiran.