Lanjutan dari Shafiyyah, Wanita Mulia dan Pemberani
Tidak ada yang dilakukan oleh Shafiyyah kecuali tunduk pada kebenaran, mendengarkan petunjuk, dan menyambut cahaya itu. Shafiyyah termasuk kelompok pertama yang beriman dan membenarkan dakwah beliau.
Tidak ada bibi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang masuk Islam selain Shafiyyah.
Dengan demikian, Shafiyyah menghimpun berbagai kemuliaan di dalam dirinya, yaitu keturunan yang mulia dan mempunyai keagungan Islam.
Ketika para shahabat wanita berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan bai’at islam –dan beliau tidak menyentuh tangan mereka satu pun juga-, bibinya Shafiyyah berada di antara mereka.
Bai’at yang dilakukan Shafiyyah itu memiliki pengaruh yang besar di dalam hidupnya, dengan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya, baktinya kepada suaminya, kemampuannya dalam menjaga kehormatan dirinya, dan sikap amanah serta keikhlasannya dalam berbicara ataupun dalam beramal.
Subhanallah! Maha Suci Allah! ketika berbicara tentang Shafiyyah binti Abdul Muththalib, segera terlintas di dalam pikiran kita prinsip-prinsip tentang keteguhan, kesungguhan, keberanian untuk maju, dan kekuatan jiwa dan kepribadian.
Hal yang menakjubkan dari Shafiyyah adalah bahwa ia sengaja mendidik putranya Zubair untuk tumbuh dengan tekad yang kuat dan kehidupan yang keras.
Ia mengarahkan putranya untuk terbiasa bermain dengan busur dan panah, dan sengaja menempatkannya dalam situasi-situasi yang menakutkan, dan memasukkannya ke dalam situasi yang berbahaya.
Jika Shafiyyah melihat putranya merasa ragu untuk memasukinya, ia akan memukulnya dengan keras, sehingga salah seorang pamannya pernah mencelanya karena sikapnya itu.
Saat itu pamannya berkata, “Bukan demikian seorang anak dipukul, sungguh engkau memukulnya seperti pukulan kebencian, bukan pukulan seorang ibu.”
Maka Shafiyyah melantunkan sebuah syair,
Jika ada orang yang mengatakan bahwa aku benci kepadanya maka sungguh ia telah berdusta
Sesungguhnya aku memukulnya agar ia menjadi kuat
Lalu ia dapat mengalahkan pasukan musuh dan datang membawa rampasan perang.
Jika kita ingin berbicara tentang perjuangan Shafiyyah untuk agamanya dan bagaimana ia membela Nabinya, maka perannya sangatlah banyak.
Sejarah masih tetap menyimpannya di dalam lembaran-lembarannya yang cemerlang, di baris-barisnya yang bercahaya, dan dengan lisan yang penuh dengan kekaguman dan pujian yang tak habis-habisnya.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Shafiyyah, Wanita Mulia dan Pemberani (Bagian 3)