Beranda Tazkiyah Tazkiyatun Nafs Jika Menzhalimi Orang Lain, Segeralah Bertaubat (Bagian 2)

Jika Menzhalimi Orang Lain, Segeralah Bertaubat (Bagian 2)

0
Ilustrasi (hdw)

Lanjutan dari Jika Menzhalimi Orang Lain, Segeralah Bertaubat

Barangsiapa yang sungguh-sungguh dalam menghadapkan dirinya kepada Allah Ta’ala, dan takut kepada-Nya, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosa yang telah dia lakukan, maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya, dan menghapus dosa-dosanya yang telah lalu sebagai karunia dari Allah dan kebaikan dari-Nya.

Akan tetapi, jika kemaksiatan itu berupa kezhaliman kepada orang lain, maka di samping harus bertaubat dari kesalahannya dengan penyesalan, menjauhkan diri darinya dan bertekad bulat untuk tidak mengulanginya lagi.

Di samping itu, harus disertai dengan mengembalikan hak kepada orang yang berhak empunya, atau minta kehalalannya, seperti berkata kepada orang mempunyai hak,

“Maafkanlah aku, wahai saudaraku.”

Hal ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang berbunyi,

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ مِنْ أَخِيْهِ مِنْ عِرْضِهِ، أَوْ مَالِهِ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ يُؤْخَذَ حِيْنَ لاَ يَكُوْنُ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، وَإِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَجُعِلَتْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang pernah melakukan kezhaliman terhadap saudaranya baik dari kerhormataannya atau hartanya, maka hendaknya pada hari ini dia meminta halal darinya, sebelum ia diminta ketika tidak mempunyai dinar atau dirham lagi (Hari Kiamat).

Apabila ia mempunyai amal shalih maka diambil kebaikannya setimpal dengan kezhalimannya, dan apabila ia tidak mempunyai kebaikan, maka diambil keburukan orang yang dizhaliminya lalu diberikan kepadanya.”(HR. Ahmad)

Sungguh, wajib atas seorang mukmin untuk berusaha, agar bebas dan selamat dari mengambil hak saudaranya dengan mengembalikan hak itu kepadanya, atau minta dihalalkan olehnya.

Apabila kesalahan itu menyangkut kehormatan, maka dia harus minta dimaafkan jika dia dapat melakukannya.

Jika dia tidak dapat melakukannya, atau khawatir dengan menceritakan apa yang telah dia perbuat dapat menimbulkan masalah yang lebih besar, maka hendaknya ia memohonkan ampunan untuk saudaranya itu, mendoakannya dan menyebut kebaikan-kebaikannya yang ia ketahui, sebagai ganti keburukan saudaranya yang telah ia pergunjingkan di tempat-tempat perkumpulan.

Hal ini dilakukan agar kesalahan dan dosa yang telah ia perbuat dapat terhapus dengan kebaikan-kebaikan yang ia lakukan, dan hanya Allah pemberi pertolongan.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua untuk senantiasa istiqamah (konsisten) dalam menjalankan syariat agama-Nya. Amiin.

Demikian disarikan dari kitab Durus Al-Am karya Dr. Abdul Malik Al-Qasim.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]