Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Ali dan Tugas Mulia di Malam Hijrah

Ali dan Tugas Mulia di Malam Hijrah

0
gurun (hdw)

Di dunia ini, ada sejarah yang tidak pernah bosan untuk dibicarakan, dan tidak pula bosan untuk diceritakan. Salah satu dari sejarah tersebut adalah kisah hidup Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sang pemimpin umat manusia beserta keluarganya (Ahlul Bait).

Salah satu cuplikan dari kisah hidupnya yang paling cemerlang dan yang paling mengagumkann adalah kisah hijrah beliau dari Makkah menuju Madinah.

Hijrah yang merupakan pembuka harapan dan kemenangan, sekaligus menjadi jalan kembali bagi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para shahabatnya menuju Makkah sebagai penakluk dan pemenang.

Hal ini diterangkan dalam firman Allah Ta’ala,

إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al-Qashash: 85)

Maksudnya adalah ke Makkah.

Ketika orang-orang musyrik melihat para shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersiap-siap, dan keluar membawa istri dan anak-anak mereka menuju Madinah.

Orang-orang musyrik khawatir jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan pergi dan bergabung bersama para shahabatnya.

Hal ini membuat orang-orang musyrik semakin keras memikirkan perkara ini, apalagi tidak ada lagi kaum muslimin yang tersisa di Makkah kecuali Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan sebagian kecil lain yang ditahan oleh orang-orang musyrik secara paksa.

Maka pada malam konspirasi itu, konspirasi kaum musyrikin untuk membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Jibril datang membawa wahyu dari langit dan memberitahu beliau tentang hal itu, dan Jibril juga meminta beliau untuk tidak tidur di tempat tidurnya pada malam itu.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang menemui Abu Bakar di pertengahan siang, pada waktu yang tidak biasanya beliau datang menemui Abu Bakar, lalu beliau berkata kepadanya,

“Sesungguhnya Allah telah mengizinkanku untuk berangkat.”

Maka Abu Bakar berkata, “Aku menemanimu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Iya.”

Aisyah berkata,

“Aku melihat Abu Bakar menangis, dan sebelumnya aku tidak pernah mengira bahwa seseorang dapat menangis karena bahagia.”

Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu untuk tidur di tempat tidur beliau pada malam itu.

Tidak ada yang dilakukan oleh pemuda yang penuh iman ini kecuali menerima perintah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang mulia itu.

Subhanallah, Mahasuci Allah. Sungguh, Ali adalah pemuda yang sangat berani.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Ali dan Tugas Mulia di Malam Hijrah (Bagian 2)