Lanjutan dari Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra`
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwasanya ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kembali dari Thaif, yang mana beliau datang ke sana untuk berbicara dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Namun, penduduk Thaif itu mengusir Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kemudian beliau diikuti oleh orang-orang bodoh dan budak mereka sembari melempari beliau dengan batu, sehingga sandal beliau menjadi merah karena darah, dan kepala beliau juga terluka.
Sesampainya di Makkah, dalam keadaan sedih karena orang-orang itu berpaling dari agama Allah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi mengunjungi Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kemudian menginap di rumahnya.
Kemudian dari sanalah terjadi peristiwa Isra` dan Mi’raj. Sehingga dikatakan,
“Tidaklah peristiwa isra` dan mi’raj disebut melainkan ikut disebut juga nama Ummu Hani’.”
Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hendak keluar dan memberitahu Quraisy tentang kisah isra` beliau, Ummu Hani’ memegang sudut selendang Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata kepadanya,
“Jangan ceritakan ini kepada orang-orang. Mereka akan mendustakanmu dan juga menyakitimu.”
Akan tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap keluar rumah dan menceritakan peristiwa isra` dan mi’raj itu, serta apa yang terjadi pada beliau dalam peristiwa itu kepada kaumnya.
ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah Al-Munawwarah, Ummu Hani’ tetap tinggal di Makkah bersama suami dan anak-anaknya. Ia selalu mengikuti berita tentang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan merasa senang akan berita berbagai kemenangan beliau.
Hal tersebut tetap berlangsung sampai terjadinya pembebasan kota Makkah pada tahun kedelapan hijrah, dan Islam menjadi mayoritas di kota Makkah.
Ketika suami Ummu Hani’, Hubairah Al-Makhzumi, mendengar berita itu, ia melarikan diri dari Makkah dan pergi ke Najran tanpa mau masuk Islam.
Sementara itu, Ummu Hani’ masuk Islam bersama anak-anaknya.
Hari pembebasan kota Makkah adalah sebuah hari yang sangat besar. Pada hari itu Allah memuliakan Rasul-Nya, meninggikan agama-Nya, dan menolong tentara-Nya.
Pada hari itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memberi maaf kepada orang-orang yang beliau maafkan dengan mengatakan,
اِذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاءُ
“Pergilah kalian semua, sungguh kalian telah bebas.”
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 3)