Lanjutan dari Mari Bertaubat Sebelum Terlambat (Bagian 2)
Hasan Al-Bashri berkata,
“Sesungguhnya suatu kaum yang tertipu dengan angan-angan akan ampunan Allah sampai mereka meninggalkan dunia dengan tanpa bertaubat, berkatalah seseorang dari mereka, ‘Sesungguhnya aku berbaik sangka kepada Tuhanku,’ padahal ia berdusta.
Jika ia benar-benar berbaik sangka maka sudah pasti ia memperbaiki amalannya.”
Hasan Al-Basri juga berkata,
“Sesungguhnya seorang mukmin adalah orang yang dapat menguasai dirinya sendiri, dapat mengintrospeksi dirinya untuk Allah Ta’ala.
Perhitungan pada Hari Kiamat nanti akan menjadi mudah bagi kaum yang suka mengintrospeksi diri di dunia dan beratlah perhitungan bagi kaum yang tidak mau mengintrospeksi dirinya.
Kaum mukminin adalah kaum yang dikuatkan dengan Al-Qur`an. Sungguh, Al-Qur`an akan mengahalangi mereka dari berbagai kehancuran.
Seorang mukmin terbelenggu di dunia ini, dia berusaha untuk memerdekakan perbudakan terhadap dirinya.
Orang beriman juga tidak akan pernah dalam keadaan aman, sampai bertemu dengan Allah Ta’ala. Sebab, dia tahu bahwa pendengarannya, penglihatannya, ucapannya dan perbuatannya akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak.”
Sikap yang pantas bagi setiap muslim pada setiap waktu adalah berusaha untuk mengintrospeksi dirinya dan mengingat kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan selama hidupnya.
Orang yang pintar adalah orang yang berusaha menjaga dirinya dan melakukan perbuatan yang akan menjadi bekalnya untuk hari esok setelah mati.
Manusia itu tidak akan lepas dari dua hal: jika ia orang yang baik, maka akan bertambah kebaikannya. Jika ia orang yang kurang amalan kebaikannya, maka ia akan menyesalinya lalu bertaubat kepada Allah.
Sungguh, Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al–Hasyar: 18).
Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini mengatakan, “Maksudnya, introspeksilah diri kalian sebelum kalian diperhitungkan pada Hari Kiamat kelak.
Lihatlah apa yang telah kalian persiapkan bagi diri kalian berupa amal shalih untuk hari pertemuan dengan Tuhan kalian.”
Ya Allah, panjangkanlah umur kami dalam melakukan ketaatan kepada-Mu dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Mu.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang dipanjangkan umurnya untuk memperbaiki amalan.
Wahai Dzat Yang Maha Penyayang, sesungguhnya hanya Engkau Yang Maha Mengabulkan permintaan kami.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya.
Demikian ditulis kembali dari kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]