Lanjutan dari Tawakal, Urgensi dan Keutamaannya (Bagian 3)
Mu’awiyah bin Qurrah mengatakan, bahwa pada suatu hari Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu bertemu dengan orang-orang dari Yaman, lalu ia bertanya, “Kalian siapa?”
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang bertawakal.”
Kemudian Umar berkata, “Justru kalian adalah orang-orang yang suka makan! Yang disebut dengan orang bertawakal itu adalah yang menabur benih di tanah, kemudian menyerahkannya kepada Allah Ta’ala.”
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata,
“Penduduk dari Yaman sedang melaksanakan haji tanpa membawa bekal apapun, mereka lalu mengatakan, ‘Kami adalah orang-orang yang bertawakal.’
Ketika mereka tiba di Mekah, mereka pun meminta-minta kepada manusia. Kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197). (HR. Al-Bukhari).
Saudaraku seiman!
Tawakal bagi seorang muslim adalah berbuat sekaligus berharap, disertai dengan ketenangan hati dan jiwa. Meyakini dengan kuat bahwa apa saja yang Allah kehendaki pasti akan terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak mungkin terjadi.
Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
Dalam hal tawakal, manusia itu bermacam-macam:
1. Orang yang bertawakal dan tidak mau berusaha. Ini adalah menyalahi sunnatullah (ketetapan Allah) di alam semesta.
2. Orang yang berusaha tetapi tidak mau bertawakal. Mereka adalah kaum materialis atau yang sepaham dengan mereka.
3. Orang-orang yang berusaha kemudian bertawakal kepada Allah. Inilah jalan para nabi dan rasul serta pengikut mereka.
Mereka berbuat dan berusaha demi mendapatkan surga kemudian bertawakal kepada Allah.
Mereka bekerja untuk kemaslahan duniawi mereka, kemudian mereka bertawakal kepada Allah. Mereka mempersiapkan diri untuk berjihad, kemudian mereka juga bertawakal kepada Allah.
Demkian seperti ini dikutip dari kitab Durus Al-Am karya karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.
Semoga kita termasuk di antara orang-orang yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِيْنَ – الَّذِيْنَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan, (yaitu) orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya.” (QS. Al-‘Ankabut: 58-59).
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]