Lanjutan dari Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 2)
Sesampainya di sana ternyata pasien telah siap, sekilas saya memeriksa laporan dan tidak menelitinya dengan cermat.
Pada saat itu saya hanya konsentrasi pada hal-hal yang perlu dilaksanakan terhadap pasien, yakni membenahi tiga titik katup jantung.
Operasi telah saya mulai dan berjalan sesuai dengan rencana sedangkan pasiennya dalam kondisi yang sangat stabil dan tenang.
Saya menuju ke ruang staf bagian Jantung, lalu pergi beberapa saat untuk memenuhi beberapa keperluan dan kembali ke rumah sakit untuk melihat pasien-pasien yang telah dioperasi hari ini.
Setelah itu, saya lanjutkan dengan memeriksa pasien-pasien yang akan menjalani operasi esok hari.
Tiba-tiba dr. Muhsin mengajakku menuju ke bangsal pemulihan sambil berkata,
“Mari, kita lihat salah seorang pasien.”
Di sana saya mendapati orang yang kondisinya sangat mengkhawatirkan itu tengah duduk di atas bangsal pemulihan dalam keadaan yang sangat stabil tanpa alat bantu pernafasan karena telah dilepaskan darinya.
Sesaat setelah melihatku, Shabir segera membaca firman Allah,
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syuara`: 80).
Ia lalu berkata,
“Bukankah aku telah mengatakan kepadamu wahai dokter, sesungguhnya Tuhanku akan menyembuhkanku, sedangkan Anda tidak lain hanyalah perantara,” tuturnya.
Saya bertanya kepada dr. Muhsin, “Bagaimana pasien ini bisa masuk?”
Maka dia mengkisahkan jalan ceritanya yang memang tidak saya ketahui sebelumnya. Dr. Muhsin berkata,
“Ketika saya absen karena sakit kemarin, orang ini mendatangi dr. Ilmi, maka dia memasukkannya ke dalam daftar pasien yang menjalani operasi hari ini.
Sebab, dia mengira Anda telah menyetujui orang ini untuk masuk ke ruang operasi.
Pagi ini, ketika saya tiba di ruang operasi saya dikejutkan oleh keberadaan pasien ini.
Oleh karena itu, saya jelaskan kepada dr. Mushthafa Al Sabit bahwa Anda tidak bersedia untuk melakukan operasi atas pasien ini berdasarkan pertimbangan risikonya.
Orang ini menangis dan memohon kepada dr. Musthafa, ia terus merengek hingga akhirnya dr. Musthafa menyerah dan melakukan pembiusan terhadap pasien ini.
Dr. Musthafa diingatkan kembali bahwa Anda tidak bersedia melakukan operasi apapun terhadap pasien ini.
Akan tetapi dr. Musthafa bersikeras bahwa dia yang bertanggung jawab dan dia akan menjelaskannya kepada Anda. Begitulah kisahnya.”
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 4)