Beranda Tazkiyah Fadhilah Inilah Keutaman Shalat Sunnah yang Jarang Diketahui (Bagian 2)

Inilah Keutaman Shalat Sunnah yang Jarang Diketahui (Bagian 2)

0
Kaum muslimin melaksanakan shalat (theatlantic)

Lanjutan dari Inilah Keutaman Shalat Sunnah yang Jarang Diketahui

Diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda,

أَيُّكُمْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُوْمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ ثُمَّ لِيَرْقُدْ وَمَنْ وَثِقَ بِقِيَامٍ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ فَإِنَّ قِرَاءَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُوْرَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

“Barangsiapa di antara kamu takut tidak dapat bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir lalu tidur. Dan barangsiapa yang yakin dapat bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir di akhirnya, karena bacaan di akhir malam itu disaksikan oleh para malaikat, dan itu lebih utama.” (HR. Muslim).

Shalat witir paling sedikit satu rakaat berdasarkan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

اَلْوِتْرُ رَكْعَةٌ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ

“Shalat witir satu rakaat pada akhir malam.” (HR. Muslim).

Jumlah rakaat yang paling banyak adalah sebelas rakaat, dikerjakan dua rakaat, dua rakaat lalu ditutup dengan witir satu rakaat, sambil memanjatkan doa di dalamnya dengan mengangkat kedua tangan.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga menyunnahkan shalat dhuha sebagaimana sabdanya,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Pada setiap pagi, tiap-tiap persendian kalian (disunnahkan untuk) bersedekah. Setiap tasbih itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap takbir itu sedekah.

Menganjurkan kebaikan itu sedekah dan mencegah mungkar itu sedekah, dan cukup menggantikan semua itu dengan dua rakaat shalat sunnah dhuha.” (HR. Muslim)

Waktunya, dari tingginya matahari setinggi tombak sampai tergelincir matahari, dan waktu paling utama, saat panas bertambah berdasarkan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

صَلاَةُ اْلأَوَّابِيْنَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

“Shalat orang-orang yang kembali kepada Allah, adalah pada waktu telapak anak-anak unta terbakar (karena panas matahari).” (HR. Muslim).

Jumlah rakaat shalat dhuha paling sedikit adalah dua rakaat, dan paling banyak delapan rakaat, dan sebagian ulama berpendapat tidak ada batasan jumlah rakaat shalat dhuha.

Dengan melakukan shalat-shalat sunnah tersebut, menjadikanmu tetap berhubungan dengan Tuhanmu sepanjang siang dan malam.

Ya Allah, berilah kami pertolongan untuk dapat melakukan ketaatan-ketaatan, dan mudahkanlah kami dalam mengerjakan kebaikan-kebaikan, wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan atas Nabi kita Muhammad beserta seluruh keluarga dan shahabatnya. Aamiin.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]