Beranda Suplemen Khutbah Jumat Khutbah Jumat: Safar Bukan Bulan Sial, Bukan Bulan Bencana

Khutbah Jumat: Safar Bukan Bulan Sial, Bukan Bulan Bencana

2
Khutbah Jumat Safar

Khutbah Jumat ini untuk Khutbah Jumat bulan Safar. Mengambil tema aqidah, terkait keyakinan keliru di masyarakat yang ternyata sudah ada sejak Arab jahiliyah. Yakni anggapan bahwa Safar adalah bulan sial dan bulan bencana. Karenanya khutbah ini berjudul Safar Bukan Bulan Sial, Bukan Bulan Bencana.

Khutbah Pertama dari Khutbah Jumat Safar

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang memanjangkan usia kita, menyehatkan kita dan memberi kemudahan untuk beribadah. Sehingga dengan nikmatNya, kita bisa menunaikan shalat Jumat berjamaah.

Kita kini berada di bulan Shafar tahun 1441 H. Shafar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Shafar diartikan sebagai kosong (shifr) atau kuning (ashfar).

Mengapa bulan ini dinamakan “shafar”? Ibnu Mandzur dalam Lisanul ‘Arab menyebutkan:

لِإِصْفَارِ مَكَّةَ مِنْ أَهْلِهَا إِذَا سَافَرُوا

“Karena kosongnya Makkah dari penduduknya apabila mereka bepergian.”

Di bulan ini, Makkah seakan kosong. Banyak aktifitas yang berhenti karena penduduknya bepergian. Masyarakat Arab jahiliyah meyakini Shafar adalah bulan sial dan bulan bencana sehingga mereka tidak menggelar hajatan di bulan ini. Mereka takut mengadakan pernikahan ataupun acara lainnya.

Dan di masyarakat kita, terkadang masih ada keyakinan seperti itu. Sebagian orang takut mengadakan pernikahan dan hajatan karena meyakini kesialan bulan ini. Takut jika pernikahan dilangsungkan di bulan Shafar, rumah tangganya akan berantakan, cerai atau tertimpa banyak musibah.

Sebagian lain meyakini bahwa bulan Shafar adalah bulan yang penuh dengan bencana dan musibah.

Peristiwa Penting di Bulan Safar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendobrak keyakinan jahiliyah. Bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi Nabi, beliau tidak percaya dengan keyakinan jahiliyah semacam itu. Maka beliau menikah dengan Khadijah di bulan Shafar.

Apa yang terjadi? Keluarga beliau berjalan harmonis. Keluarga beliau menjadi teladan sepanjang zaman. Khadijah tampil sebagai istri yang mendukung penuh perjuangan Rasulullah dan dakwah Islamiyah.

Rasulullah juga menikahkan Fatimah dengan Ali di bulan Shafar. Dan keduanya menjadi keluarga teladan. Sakinah mawaddah wa rahmah. Bahkan dari keduanya, lahirlah keturunan Rasulullah yang jumlahnya sangat banyak hingga kini.

Kedua keluarga ini, seringkali disebut dalam doa karena keteladanannya. Di samping doa barakah yang diajarkan Rasulullah, sebagian ulama mendoakan pengantin dengan doa:

اللهم الف بينهما كما الفت بين محمد و خادجة الكبرى . اللهم الف بينهما كما الفت بين علي و فاطمة الزهراء

Ya Allah, persatukan keduanya sebagaimana Engkau persatukan Muhammad dan Khadijah al Kubra. Ya Allah, persatukan keduanya sebagaimana Engkau persatukan Ali dan Fatimah az Zahra.

Rasulullah juga berangkat hijrah ke Madinah pada bulan Shafar. Tepatnya pada 27 Shafar. Dan kita tahu, dari hijrah itu kemudian sejarah Islam berubah. Peradaban Islam terbentuk di Madinah dan dari sana dakwah menyebar ke seluruh dunia. Islam dimenangkan Allah dengan futuhnya Makkah, lalu manusia berbondong-bondong masuk Islam.

Rasulullah juga menang perang Khaibar pada bulan Shafar. Dengan kemenangan yang gemilang atas orang-orang Yahudi Khaibar. Mereka sedang menyusun kekuatan untuk menghancurkan Madinah. Namun Allah memenangkan pasukan kaum muslimin hingga Yahudi tak bisa bebas lagi untuk mengkhianati umat Islam di masa Rasulullah.

Baca juga: Ayat Kursi

Islam Melarang Thiyarah

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Meyakini bulan Shafar sebagai bulan sial dan bencana termasuk bentuk thiyarah. Dan Islam melarang itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ

“Tidak ada thiyarah, tidak ada haamah, tidak ada shafar” (HR. Bukhari)

Ibnu Qayyim menjelaskan, laa di hadits ini bisa bermakna nafi (peniadaan), bisa juga berarti nahyi (larangan). Sehingga pada hakikatnya, thiyarah itu tidak ada dan kita dilarang tathayyur. Demikian pula haamah (merasa sial dengan adanya burung hantu) dan merasa sial dengan datangnya bulan Shafar.

Ibnu Rajab menegaskan haramnya menganggap sial bulan Shafar ini. “Menganggap sial bulan Shafar adalah termasuk jenis tathayyur yang dilarang.”

Baca juga: Amal Muslimah di Hari Jumat

Rasulullah Mengajarkan Optimisme

Rasulullah melarang umatnya merasa sial dengan melihat kejadian tertentu. Sebab merasa sial hanya mendatangkan ketakutan. Apalagi thiyarah ini menumbuhkan ketakutan datangnya bahaya dari sesuatu padahal hanya Allah yang bisa memberikan manfaat dan madharat.

Sebaliknya, Rasulullah mengajarkan optimisme. Agar umat optimis memandang masa depan. Agar umat terus berbuat kebaikan. Agar jangan sampai kebaikan terhalang oleh thiyarah.

عَنْ عُرْوَةَ بْنِ عَامِرٍ – قَالَ أَحْمَدُ الْقُرَشِىُّ – قَالَ ذُكِرَتِ الطِّيَرَةُ عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « أَحْسَنُهَا الْفَأْلُ وَلاَ تَرُدُّ مُسْلِمًا فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ لاَ يَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ

Disebutkan tathayyur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda: “Yang paling baik adalah fa’l dan tathayyur itu tidak boleh menghalangi seorang muslim. Maka jika kalian melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaknya ia mengucapkan: Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, tidak ada yang menolak keburukan kecuali engkau. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolonganMu.” (HR. Abu Daud; shahih)

Orang yang beriman adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah. Karenanya seorang mukmin tidak boleh merasa lemah dan gundah hanya karena anggapan yang salah. Tidak boleh takut dan sedih hanya karena thiyarah.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139)

Semoga kita semua dijaga Allah agar terhindar dari thiyarah dan aqidah kita semakin kokoh.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua Khutbah Jumat Safar

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Di khutbah yang kedua ini marilah kita berdoa kepada Allah semoga Allah mengampuni kita atas segala dosa dan kesalahan. Semoga Allah menjaga kita dan seluruh kaum mukimin termasuk aqidahnya. Juga memberkahi negeri ini dan seluruh negeri kaum muslimin.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 < Khutbah LainnyaDownload versi PDF >
Khutbah Jumat 2024Telegram BersamaDakwah

2 KOMENTAR

Komentar ditutup.