Mayor Jenderal Gadi Shamni, mantan komandan divisi militer Israel di Gaza, menyebut Hamas telah menang. Ia mengakui kali ini Israel kalah dalam perang.
“Meskipun memiliki keunggulan dalam hal taktik, Israel masih belum dapat mengalahkan kelompok Palestina tersebut,” kata Mayor Jenderal Gadi Shamni dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Selasa (17/9/2024).
Shamni menjelaskan mengapa menurutnya Hamas menang sedangkan Israel justru kalah perang. Memang, katanya, kemampuan militer Hamas berkurang akibat perang sejak Oktober tahun lalu itu. Namun, Hamas masih mempertahankan kendali atas Gaza.
“Hanya 15 menit setelah pasukan Israel menarik diri dari Gaza, Hamas kembali mengendalikan kota-kota di seluruh Gaza,” kata Shamni.
Pejabat Aktif Berpandangan Serupa
Sejumlah pejabat aktif militer Israel juga memiliki pandangan serupa dengan Shamni. Mereka tidak melihat kekalahan Hamas meskipun hampir satu tahun Israel menggempur Gaza.
“Kita kalah dalam perang, kita kehilangan pencegahan, kita kehilangan sandera,” kata seorang pejabat senior pertahanan kepada ABC News pada Selasa (17/9/2024).
Pejabat militer lain yang juga tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Israel “terjebak” di Gaza dan tidak dapat mencapai tujuan perangnya.
Memang Israel telah membunuh banyak orang Palestina, tetapi mereka tidak bisa melumpuhkan Hamas. Sejak Oktober 2023, Pasukan Israel tercatat telah membunuh lebih dari 41.200 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza, termasuk sekitar 16.700 anak-anak.
Baca juga: Pejuang Tepi Barat Bangkit Melawan, Tentara Israel Tumbang
Jangan Serang Lebanon
Pejabat militer tersebut juga memperingatkan Pemerintah Netanyahu agar tidak menyerang Lebanon. Menurutnya, memulai perang di Lebanon akan semakin merugikan negara zionis tersebut.
“Memulai perang di Lebanon itu mudah, tetapi mengakhirinya akan sangat sulit,” tandasnya.
Baca juga: Mahkamah Internasional Minta Israel Angkat Kaki dari Palestina
Pemerintahan Amerika Serikat (AS) juga telah memperingatkan Israel untuk tidak memulai konflik militer yang lebih luas melawan Lebanon.
Utusan Khusus AS Amos Hochstein menyampaikan pesan itu ketika bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin pagi (16/9/2024). AS tidak menyetujui Israel memulai perang dengan Lebanon karena berisiko menimbulkan konflik regional yang lebih luas dan berlarut-larut. [NF/BDN]