Beranda Quran 001 Al-Fatihah Surat Al-Fatihah Ayat 7: Arti Perkata dan Tafsir

Surat Al-Fatihah Ayat 7: Arti Perkata dan Tafsir

0
al fatihah ayat 7

Surat Al-Fatihah Ayat 7 dan Artinya

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

< Al-Fatihah ayat 6Al-Baqarah ayat 1 >

Surat Al-Fatihah Ayat 7 Arti Perkata

Jalanصِرَاطَ
orang-orang yangالَّذِينَ
Engkau beri nikmatأَنْعَمْتَ
kepada merekaعَلَيْهِمْ
bukanغَيْرِ
orang-orang yang mendapat murkaالْمَغْضُوبِ
kepada merekaعَلَيْهِمْ
dan tidakوَلَا
orang-orang yang sesatالضَّالِّينَ

Baca juga: Surat Al-Maun

Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 7

Berikut ini tafsir Surat Al-Fatihah ayat 7 dari Tafsir Al-Muyassar karya Syekh ‘Aidh Al-Qarni. Lalu Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Kemudian Tafsir Al-Wajiz karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.

Tafsir Al-Muyassar

Jalan yang jelas dan terang itu adalah jalan yang ditempuh para nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada, dan orang-orang saleh. Artinya, jalan tersebut bukan jalan orang-orang yang mengetahui kebenaran tetapi tidak mengamalkannya, seperti orang-orang Yahudi, dan bukan pula jalan orang- orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan, seperti orang-orang Nasrani.

Tafsir Jalalain

(Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka), yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut: (Bukan (jalan) mereka yang dimurkai) Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. (Dan bukan pula) dan selain (mereka yang sesat.) yakni orang-orang Nasrani.

Faedah adanya penjelasan ini memiliki pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Nasrani. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah segala sesuatu akan kembali.

Semoga selawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Tafsir Al-Wajiz

Jalannya orang-orang yang Engkau anugerahi nikmat, yaitu para malaikat, para nabi, orang-orang yang membenarkan (agama-Mu), syuhada’, dan orang-orang shalih. Bukan (jalannya) mereka yang Engkau murkai, yaitu orang-orang yang karena kesombongannya mereka menyimpang dari jalan kebenaran dan lurus. Bukan pula (jalannya) mereka yang tersesat, yaitu orang-orang yang karena kebodohannya mereka menjauh dari jalan kebenaran, orang yang mengikuti kepercayaan dan keyakinan selain Islam, orang-orang yang fasik dan orang-orang munafik.

Baca juga: Surat Quraisy

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir

Ayat ini menafsirkan shirathal mustaqim (صراط المستقيم) yang mukmin minta pada ayat sebelumnya. Dan sungguh, sebaik-baik tafsir adalah tafsir qur’an bil qur’an (menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an).

Orang-orang yang memperoleh anugerah nikmat dari Allah adalah mereka yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’: 69)

Jadi, shirathal mustaqim adalah jalan para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.

Al-maghdluubi ‘alaihim (المغضوب عليهم) orang-orang Yahudi. Sebagaimana firman Allah Subahanhu wa Ta’ala:

بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ

Buruk sekali (perbuatan) mereka menjual dirinya dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan. (QS. Al-Baqarah: 90)

Sedangkan adl-dlaalliin (الضالين) adalah orang-orang Nasrani. Sebagaimana hadits dari Abu Dzar:

سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ قَالَ الْيَهُوْدُ قُلْتُ الضَّالِّيْنَ قَالَ النَّصَارَى

Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang makna al-maghdlubi ‘alaihim. Beliau menjawab, “Orang-orang Yahudi.” Aku bertanya lagi, “Kalau adl-dlallin?” Beliau menjawab, “Orang-orang Nasrani.” (HR. Ibnu Murdawaih)

< SebelumnyaSuratBerikutnya >
Al-Fatihah ayat 6Al-FatihahAl-Baqarah ayat 1