Surat Al-Baqarah Ayat 2 dan Artinya
ذٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Surat Al-Baqarah Ayat 2 Arti Perkata
itu | ذٰلِكَ |
kitab | الْكِتَابُ |
tidak ada | لَا |
keraguan | رَيْبَ |
di dalamnya | فِيهِ |
petunjuk | هُدًى |
bagi orang-orang yang bertakwa | لِلْمُتَّقِينَ |
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 2
Berikut ini tafsir Surat Al-Baqarah ayat 2 dari Tafsir Al-Muyassar karya Syekh ‘Aidh Al-Qarni. Lalu Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Kemudian Tafsir Al-Wajiz karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.
Tafsir Al-Muyassar
Inilah kitab agung yang sebenar-benarnya; kitab yang kebenaran, keberkahan, dan kemukjizatannya tidak tertandingi oleh kitab apa pun. Tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Bahkan, siapa pun harus yakin dengan seyakin-yakinnya terhadapnya.
la merupakan kitab penghapus segala kebingungan, kemusyrikan, dan kesamaran. Ia merupakan pedoman bagi orang yang menjadikannya sebagai petunjuk untuk menggapai kebaikan dunia dan akhirat: karena ia akan menuntunnya ke jalan yang benar dan menjauhkannya dari kesesatan.
Tidak ada yang dapat mengambil manfaat darinya kecuali orang-orang yang beriman terhadapnya. Mereka adalah orang-orang yang berusaha mendekati rahmat Allah dengan cara menaati-Nya dan menjauhi siksa-Nya dengan cara menghindari kemaksiatan terhadap-Nya.
Tafsir Jalalain
(Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam (tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek Kitab ini, sedangkan kata-kata isyarat ini dipakai sebagai penghormatan.
(Menjadi petunjuk) sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun (bagi orang-orang yang bertakwa). Maksudnya, orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.
Tafsir Al-Wajiz
Inilah Al-Qur’an yang agung, yang tidak diragukan lagi bahwa ia (diturunkan) dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah petunjuk dan pembimbing menuju kebaikan. Al-Qur’an membimbing orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan mereka dengan menaati perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, meninggalkan kemaksiatan, kemudian mereka mengambil manfaat darinya. Itu adalah tiga gambaran tentang Al-Qur’an.
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Abbas mengatakan, dzalikal kitaabu (ذلك الكتاب) artinya adalah kitab ini, yakni Al-Qur’an. Dzalika bisa bermakna hadza dan orang-orang Arab sudah biasa menyilih gantikan isim isyarah tersebut.
Ar-Raib (الريب) artinya adalah keraguan. Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan sahabat lainnya menjelaskan bahwa la raiba fiihi maknanya adalah tidak ada keraguan di dalamnya. Perihalnya sama dengan firman Allah Ta’ala:
تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Turunnya Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya berasal dari Tuhan semesta alam. (QS. As-Sajdah: 2)
Ibnu Hatim mengatakan, tidak ada perbedaan pendapat mengenai hal itu. Meskipun, ada pula arti lain ar-Raib (الريب) yaitu tuduhan dan kebutuhan.
Sebagian ulama mengatakan, ayat ini berbentuk kalimat berita tetapi di dalamnya terkandung perintah, “Janganlah kalian meragukannya.”
Hudan (هدى) artinya adalah petunjuk dan hidayah. Hidayah ini khusus bagi mereka yang bertakwa. Banyak ayat lain yang menunjukkan bahwa hanya orang-orang yang beriman yang mendapatkan manfaat dari Al-Qur’an. Misalnya Surat Fushilat ayat 44, Al-Isra’ ayat 82, dan Yunus ayat 57.
Al-Hasan mengatakan, muttaqin (المتقين) adalah orang-orang yang memelihara diri dari hal-hal yang Allah haramkan dan menunaikan hal-hal yang Allah wajibkan. Ibnu Abbas mengatakan, muttaqin adalah orang yang menjauhkan diri dari kemusyrikan terhadap Allah dan mereka selalu beramal dengan taat kepada-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لاَ بَأْسَ بِهِ حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ
Seorang hamba beluam mencapai golongan orang-orang yang bertakwa hingga ia meninggalkan hal-hal yang tidak mengapa karena menghindari hal-hal yang mengandung apa-apa. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; hasan)
Sedangkan Qatadah mengatakan, muttaqin adalah orang-orang yang Allah jelaskan dalam ayat berikutnya. Mulai dari beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan seterusnya.
< Sebelumnya | Surat | Berikutnya > |
Al-Baqarah ayat 1 | Al-Baqarah | Al-Baqarah ayat 3 |