Allah menetapkan, siapa yang bersyukur, manfaat syukur itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Bacalah firman-Nya dengan seksama lalu renungkanlah sepenuh jiwa:
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. (QS. An-Naml: 40)
Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Jalaluddin Al-Mahalli menjelaskan bahwa maksudnya adalah pahala. “Artinya, pahalanya itu untuk dirinya sendiri,” tulisnya dalam Tafsir Jalalain.
“Barangsiapa bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmatNya, sesungguhnya manfaat bersyukur itu kembali kepadanya.” Demikian Tafsir Al-Muyassar terbitan Kementerian Agama Arab Saudi ketika menjelaskan ayat ini.
Bersyukur bukan hanya mendatangkan pahala di akhirat, tetapi juga manfaat di dunia. Sejumlah penelitian menunjukkan, bersyukur mendatangkan kebahagiaan dan dapat meningkatkan kesehatan.
Ibrahim bin Adham pernah bertemu dengan orang yang buta, tak punya tangan, dan kulitnya kena kusta. Namun, ia selalu bersyukur dengan mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى نِعَمِهِ الْعَظِيْمَةِ وَعَطَايَاهُ الْجَسِيْمَةِ
“Alhamdulillah atas nikmat-nikmat yang agung dan karunia yang besar.”
Ibrahim bin Adham heran, lalu bertanya, “Saudaraku, nikmat apa yang kau syukuri?”
“Bukankah Allah masih memberiku lisan untuk berdzikir dan hati untuk bersyukur? Lalu nikmat apa yang lebih besar daripada ini?”
Ibrahim bin Adham terhenyak. Rupanya masih ada orang yang tingkat syukurnya seperti ini. Dan meskipun ia sangat terbatas, hatinya bahagia dengan syukur yang selalu ia panjatkan kepada Rabb-nya. Ia menyadari bahwa nikmat iman jauh lebih besar daripada nikmat fisik dan materi. Maka, ia bersyukur dan merasakan manisnya iman sekligus merasakan kebahagiaan.
Maka, jangan menunggu momen bahagia untuk bersyukur. Bersyukurlah, niscaya hatimu bahagia. Jangan menunggu nikmat besar untuk bersyukur karena nikmat terbesar telah engkau dapatkan yakni terjaganya iman.
Sebaliknya, jika seseorang tidak bisa bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, sesungguhnya Allah Maha kaya dan tidak membutuhkan syukurnya. Justru, ia akan kehilangan keberkahan dan pada akhirnya mendapatkan siksa. Sebagaimana nasihat Hasan Al-Bashri, “Sesungguhnya Allah memberi nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak mensyukurinya, maka nikmat tersebut berbalik jadi siksa.” [Muchlisin BK/BersamaDakwah]