Beranda Keluarga Rumah Tangga 4 Aktivitas yang Harus Dikelola dengan Baik dalam Keluarga

4 Aktivitas yang Harus Dikelola dengan Baik dalam Keluarga

0
aktivitas keluarga
ilustrasi (gemini)

Agar keluarga sakinah mawaddah wa rahmah sekaligus mampu menjalankan peran taurits tarbawi dan taqrir da’awi, ada empat aktivitas yang harus dikelola dengan baik dalam keluarga. Yakni aktivitas ibadah, aktivitas belajar, aktivitas olah raga, dan aktivitas sosialisasi.

Aktivitas Ibadah

Pertama dan paling utama adalah aktivitas ibadah. Misi utama seorang kepala keluarga adalah menyelamatkan seluruh anggota keluarga dari neraka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu… (QS. At-Tahrim: 6)

Maka, kelola aktivitas ibadah agar sebagus mungkin, sebanyak mungkin, dan sekonsisten mungkin. Jaga ibadah wajib seperti shalat lima waktu. Berjamaah di masjid bagi ayah dan anak laki-laki. Shalat di awal waktu bagi ibu dan anak perempuan. Perbaiki dengan meningkatkan kekhusyu’an.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar kita menyuruh anak-anak shalat saat mereka berusia tujuh tahun. Jika anak sudah berusia 10 tahun tetapi tidak mau shalat, orang tua boleh memukulnya. Memukul untuk mendidik, bukan menyakiti. Saking pentingnya shalat.

Tambah dengan ibadah nafilah. Mulai shalat sunnah hingga tilawah. Ayah dari Ustadz Ainur Rafiq Shalih Tamhid sudah pikun. Jika anaknya ingin beliau tidak pikun, dikasih mushaf. Dan benar, ketika tilawah, beliau tidak lupa.

Baca juga: Shalat Sunnah Rawatib

Aktivitas Belajar

Sebaik-baik kalian adalah orang yang jika kalian melihatnya, mengingatkan kepada Allah. Kalau berbicara memotivasi orang lain.

Maka, hidupkan tradisi belajar dalam keluarga. Kondisikan dan fasilitasi agar anak-anak suka membaca buku dan mencintai ilmu. Dengan terus belajar, mulai pendidikan formal hingga tarbiyah dzatiyah, kita bisa terus bertumbuh menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Ingatlah, wahyu yang turun kali pertama adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang diawanil dengan iqra’. Jadi, perintah pertama kepada Rasulullah adalah membaca. Membaca ayat-ayat Allah baik qauliyah maupun kauniyah. Maka bagaimana kita menjadi umat Islam yang sebenarnya jika kita tidak mau belajar dan membaca?

Mengelola aktivitas belajar dengan baik sehingga paham Islam juga merupakan tanda berlimpahnya kebaikan. Sebagimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, maka Allah pahamkan orang itu akan agama. (HR. Bukhari dan Muslim)

Aktivitas Olah Raga

Kesehatan dan kebugaran itu penting. Banyak aktivitas yang terhalang jika kesehatan berkurang apalagi hilang. Maka, kelola aktivitas olah raga dalam keluarga.

Olah raga tidak harus mahal, bahkan tidak harus pakai alat. Organ paling besar tapi paling jarang digunakan adalah kaki. Perbanyak jalan kaki.

Olah raga (bergerak) meningkatkan hormon dopamin, endorfin, dan adrenalin. Hormon dopamin memunculkan perasaan gembira, endorfin membuat kita melupakan sakit, dan adrenalin membuat kita suka menerima tantangan.

Dan yang tak kalah penting, Allah mencintai hamba-Nya yang kuat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)

Baca juga: Hadits tentang Memanah

Aktivitas Sosialisasi

Tak cukup menjadi baik hanya dalam keluarga. Kita harus baik kepada kerabat, teman, dan tetangga. Kita harus baik kepada sesama manusia.

وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

…dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195)

Allah menyukai muhsinin. Salah satu penjelasannya, muhsinin adalah orang yang berbuat baik untuk dirinya dan orang lain serta terus berusaha lebih baik dalam berbuat baik.

Mulailah dengan hal-hal mendasar yang akan menjadi tabungan investasi sosial. Datang tepat waktu, menepati janji, mengedepankan empati, dan selalu berusaha membantu orang lain. Niscaya kita akan dicintai Allah kemudian dicintai orang-orang di sekitar kita. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

*Dikembangkan dari materi Kajian Ikadi oleh Ustadz Akhmad Arqom

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini