Beranda Kisah-Sejarah Syiah Kaget, Makam Abu Bakar dan Umar di Samping Makam Rasulullah

Syiah Kaget, Makam Abu Bakar dan Umar di Samping Makam Rasulullah

8
Makam Abu Bakar dan Umar di samping makam Rasulullah (Liputan6.com)

Seorang penganut syiah tiba di Masjid Nabawi. Ia sengaja datang ke sana untuk menziarahi makam Nabi. Ia sampaikan salam untuk Rasulullah dan berdoa. Namun, ada yang mengganjal hatinya. Ada dua makam di samping makam Rasulullah. Dan orang-orang juga mendoakan mereka.

“Makam siapa ini?” tanyanya kepada orang-orang di dekatnya.
“Engkau tidak tahu? Bagaimana seorang muslim tidak tahu. Ini adalah makam Abu Bakar Ash Shidiq dan yang ini adalah makam Umar bin Khattab,” jawaban itu seperti petir di siang hari. Tidak salah dengarkah ia? Rupanya seluruh orang yang ia tanya memberikan jawaban sama. Dua makam di samping makam Rasulullah itu adalah makam Abu Bakar dan Umar.

Kepalanya seraya berputar-putar. Pening memikirkan fakta besar yang diterimanya tersebut. Selama ini ia didoktrin bahwa Abu Bakar dan Umar adalah pengkhianat Nabi. Mereka merebut kekuasaan dari Ali. Bahkan, mereka adalah musuh Nabi dan dilaknati. Tapi mengapa makamnya berdekatan dengan makam Nabi, bahkan di sampingnya?

Informasi demi informasi yang dihimpunnya, ketenangan spiritual setelah sempat dilanda kebingungan, akhirnya membawanya pada satu kesimpulan. Rupanya selama ini ia dibohongi oleh para ulama syiah. Ia ditipu oleh para pembesar syiah. Abu Bakar dan Umar bukanlah musuh bagi Rasulullah, melainkan mereka berdua adalah sahabat Rasulullah yang utama. Abu Bakar dan Umar bukanlah orang yang dilaknati Rasulullah, melainkan orang yang diberkati Rasulullah.

Mungkin kita sebagai umat Islam heran, bagaimana mungkin ada orang yang tidak mengetahui bahwa makam Abu Bakar dan Umar di samping makam Rasulullah. Namun demikianlah (sebagian) orang syiah tidak mengetahui fakta ini. Ada yang tidak mengetahuinya karena memang miskin ilmu dan ia tidak mendapatkan akses informasi lain kecuali doktrin syiah. Sedangkan orang-orang pandai di kalangan mereka, sebagian sengaja menutupi, sebagian yang lain berusaha mengaburkan fakta itu.

Di Indonesia, ada sebuah blog pengikut syiah berjudul Gerakan Cinta Rasul & Ahlulbait Nusantara. Sejak tahun 2007, ia mempersoalkan apakah benar kedua makam di samping Rasulullah adalah makam Abu Bakar dan Umar. Dan tulisan itu hingga sekarang tak kunjung selesai, ingin mempropagandakan bahwa makam Abu Bakar dan Umar tidak di samping makam Nabi tapi tak punya bukti. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]

8 KOMENTAR

    • baca sm belajar aja dulu siroh (sejarahnya) drpada bertanya di forum, hanya akan lebih banyak mudhorotnya. Setelah belajar dan membaca baru bertanya dgn sumber yg benar

      • Setuju skali klo menginginkan suatu kbenaran maka datangilah kpd ahlinya ato memprbanyak membaca mlalui buku2 sirroh yg d referensikan. Jgn brtanya mllui forum smacam ini…

    • Coba ukhti dengerin ceramah ustad khalid basalamah mengenai kisah luar biasa umar berdurasi 1 jam 55 detik. Bahwa tadinya makam itu memang akan diperuntukan oleh fatimah. Tetapi umar meminta izin kepada fatimah untuk dimakamkan di samping nabiullah semasa ia akan meninggal. Dan fatimah menangis karena umar memintanya untuk dimakamkan ditempat itu, yang akan tetapi fatimah mengizinkannya

  1. Sebelum Umar bin Khattab wafat, Umar bin Khattab berkata kepada anaknya, yaitu Abdullah ibn Umar ”Ya Abdullah, pergilah dan tanyakan kepada Aisyah R.A., apakah dia membolehkanku untuk dikubur disamping Rasulullah S.A.W. dan Abu Bakar R.A.?”

    Lalu pergilah Abdullah ibn Umar R.A., dia mengetuk pintunya dan masuk ke rumah Aisyah R.A. Ternyata Aisyah R.A. sedang menangis, dan dia memberikan salam padanya kemudian bertanya pada Aisyah ”Umar meminta untuk dikuburkan di samping Rasulullah S.A.W. dan Abu Bakar R.A., apakah kau mengizinkannya?”

    Aisyah R.A. berkata ”Aku sudah memesan tempat itu untuk diriku, karena Rasulullah adalah suamiku dan Abu Bakar adalah ayahku, tapi aku akan memberikannya kepada Umar.”

    Dan riwayatnya menyebutkan ketika Abdullah datang, Umar sedang berbaring dan dia berkata ”Dudukkan aku.” Kemudian mereka mendudukkannya, lalu Abdullah memasuki ruangan dan berkata ”Wahai ayahku, keinginanmu dikabulkan.”

    Umar R.A. berkata ”Aku tidak punya keinginan apapun melebihi itu. Ketika aku meninggal dan kau membawaku untuk dikuburkan, tanyakan kepada Aisyah R.A. lagi, mungkin karena statusku dia merasa keberatan untuk memberikanku tempat itu. Tanyakan dia lagi, dan jika dia setuju, maka kuburkan aku disana, kalau tidak, maka kuburkan aku di pemakaman umat Muslim.”

Komentar ditutup.