Berdoa kepada Allah artinya meminta sesuatu kepada-Nya dengan keyakinan yang penuh. Dalam berdoa, seseorang harus memerhatikan adab dan tata cara yang telah diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Di antaranya adalah seperti yang disitir Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim dalam Durus Al-Am:
Pertama: mantap dalam berdoa dan yakin bahwa Allah Ta’ala akan mengabulkannya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، اُرْزُقْنِي إِنْ شِئْتَ، وَلِيَعْزِمْ مَسْأَلَتَهُ إِنَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ لاَ مُكْرِهُ لَهُ
“Janganlah salah seorang dari kalian berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Allah, jika Engkau berkehendak, maka ampunilah aku. Jika Engkau berkehendak, maka limpahkan rahmat-Mu kepadaku. Dan jika Engkau berkehendak, maka berilah aku rizki’. Hendaknya memohon dengan yakin, karena Dia melakukan sesuatu yang Dia kehendaki, tiada yang dapat memaksa-Nya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kedua: fokus dan tidak lalai saat berdoa. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
اُدْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah Ta’ala dan kalian yakin akan terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang lalai.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Ketiga: berdoa di setiap saat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيْبَ اللهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرْ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
“Barangsiapa yang ingin doanya dikabulkan oleh Allah Ta’ala pada saat menerima musibah dan kesusahan, maka hendaknya dia banyak berdoa pada saat lapang.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Keempat: termasuk dalam adab berdoa adalah melirihkan suara saat berdoa
Kelima: berdoa dengan menggunakan Asma`ul Husna (Nama-nama agung Allah Ta’ala) dan memuji Allah Ta’ala, membaca shalawat dan salam kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Keenam: memilih waktu-waktu yang mustajab (doa dikabulkan).
Ketujuh: tidak membebani diri dengan bersajak dalam berdoa.
Kedelapan: menghadap kiblat dengan mengangkat kedua tangan, dengan hati penuh kerendahan hati, dan disertai dengan menunjukkan sikap butuh, lemah, dan mengadu kepada Allah Ta’ala.
Di antara waktu dan keadaan yang berdoa di dalamnya sangat mustajab adalah: lailatul qadar, tengah malam, setelah shalat fardhu, waktu antara adzan dan iqamat, saat sedang bersujud, penghujung hari jum’at, saat sedang berpuasa, sedang bepergian, doa yang dipanjatkan oleh orang tua untuk anaknya, doa seorang muslim untuk kebaikan saudaranya sesama muslim yang berjauhan dengannya, dan lain sebagainya.
Perbanyaklah berdoa agar kamu secara pribadi mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah, diterimanya taubat dan diampunkannya dosa-dosa dan kesalahan-kesalahanmu.
Mohonlah kepada Allah agar engkau dihidupkan dan dimatikan dalam keadaan beriman, diselamatkan dari api neraka, mendapatkan husnul khatimah (kesudahan yang baik), dan mendapatkan derajat yang tinggi di surga.
Jangan lupa mendoakan keturunanmu, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para nabi dan rasul, di mana mereka banyak berdoa untuk keturunan dan istri-istri mereka.
Begitu pula, jangan lupa mendoakan para pemuda kaum muslimin, terutama para ulama, dai, penguasa, dan pemimpin negeri yang benar-benar ikhlas dalam beramal, agar senantiasa mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Yang no 8 sumbernya darimana min
Komentar ditutup.