Lanjutan dari Fathimah, Pemimpin Kaum Wanita Surga yang Sangat Pemalu (Bagian 3)
Inilah yang membuat kita sedikit berpikir, bagaimanakah rasa malunya saat ia berjalan di muka bumi semasa hidupnya?
Diriwayatkan dalam Ash-Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Muslim) bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda,
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Rasa malu tidak akan membawa apa-apa kecuali kebaikan.”
Dalam lafazh lain dinyatakan,
الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ
“Malu itu seluruhnya adalah baik.”
Di sini kita bertanya, apakah kabar dari langit yang berkenaan dengan Fathimah Radhiyallahu Anha?
Jawabannya adalah, malaikat turun dari langit, datang menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan memberi berita gembira kepada beliau tentang Fathimah bahwa ia akan menjadi pemimpin kaum wanita di rumahnya? Tidak sama sekali.
Di kotanya? juga tidak.
Pemimpin kaum wanita di dunia? Tidak sama sekali. Melainkan adalah “Fathimah adalah pemimpin kaum wanita di surga.”
Maka tidakkah kita mengambil pelajaran tentang rasa malu dari Fathimah?
Ada beberapa hadits yang menerangkan tentang keutamaan rasa malu. Di antaranya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari.
Disebutkan bahwa seorang laki-laki Anshar mencela saudaranya dan mengecamnya karena begitu besarnya rasa malu yang dimilikinya.
Ia memintanya untuk mengurangi itu, hingga seolah ia mengatakan, “Rasa malu itu bisa-bisa nanti membuatmu susah.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati keduanya dan mendengar perkataannya, sehingga beliau berkata kepadanya,
“Biarkan dia, sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.”
Wahai para wanita yang beriman, ketahuilah bahwa malu adalah sebuah akhlak yang mendorong seseorang untuk melakukan setiap kebaikan dan meninggalkan setiap keburukan.
Malu adalah termasuk sifat-sifat yang terpuji, yang menjadikan seseorang menjauh dari segala keburukan dan meninggalkannya.
Sungguh, rasa malu merupakan salah satu sifat manusia yang paling utama dan yang paling mulia. Malu adalah akhlak orang-orang terhormat, dan ciri dari orang-orang yang memiliki kehormatan dan kemuliaan.
Semoga kita semua dianugerahi Allah rasa malu karena melakukan kemaksiatan kepada-Nya, malu untuk melanggar perintah-Nya, malu untuk menolak syariat-Nya, dan malu untuk melanggar sunnah Rasul-Nya.
Ditulis kembali dari tulisan Sayyid Hasan Al-Husaini dalam bukunya Uzhama’ min Ahlil Bait.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]