Pertanyaan :
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh. Kami mempunyai rumah satu lantai yang berdiri di atas lahan ukuran 6×11.5m. Karena anak kami yang semakin besar, maka kami butuh merenovasi rumah. Yang kami inginkan adalah memperbesar carport, 1 kamar tidur utama, 3 kamar tidur anak, musholla, tempat cuci jemur, dan gudang. Kami ingin rumah menjadi 2 lantai dengan ruang tamu tetap besar karena juga berfungsi sebagai perpustakaan dan tempat acara kalau ada event kondangan atau pengajian. Bagaimanakah desain yang tepat? (Muchlisin BK – Gresik)
Jawab:
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh.
Setelah kami survey tempat tinggal bapak, maka kami gambarkan denah eksisting (terlampir). Hasil survey kami, Isu utama pada rumah bapak adalah kurangnya ventilasi dan bukaan untuk sirkulasi udara segar dan cahaya alami yang disebabkan karena terbatasnya lahan.
Untuk desain denah lantai satu, kami menghilangkan dua kamar eksisting. Satu kamar untuk memperbesar carport dan satu kamar lagi untuk tangga dan tempat kumpul lesehan. Kami berikan dua akses pintu untuk masuk ke dalam rumah. Pintu utama ke ruang tamu dan pintu samping ke ruang lesehan di tengah. Pembagian ini penting agar anggota keluarga bisa tetap keluar masuk rumah tanpa sungkan walaupun ada tamu di ruang tamu.
Zona publik berupa carport dan ruang tamu. Tamu yang tidak ada hubungan keluarga cukup diterima di ruang tamu. Antara ruang tamu dan zona semi publik di belakangnya dipisahkan oleh rak buku dan gorden sehingga tamu tidak bisa melihat ke dalam rumah agar aurat bisa lebih terjaga.
Zona semipublik berupa dapur, ruang makan, dan ruang lesehan. Ruang lesehan ini adalah ruang kumpul, belajar, dan bermain di lantai satu. Anak-anak akan suka dengan tempat ini karena lantai yang dinaikkan dan trap tangga menimbulkan kesan dinamis yang identik dengan anak-anak.
Di bagian depan ruang tamu kami buat taman sebagai penyejuk mata dan sirkulasi udara dan cahaya alami. Bukaan ventilasi juga kami berikan di pojok belakang rumah yang juga untuk sirkulasi udara dan cahaya alami agar belakang rumah tidak pengap dan gelap.
Lantai dua merupakan zona private. Berisi 1 kamar tidur utama, 3 kamar tidur anak, tempat belajar, musholla, dan cuci jemur. Karena terbatasnya lahan, maka kamar tidur tidak bisa besar. Hal ini menjadikan kamar tidur hanya sebagai tempat tidur. Sedangkan untuk aktivitas belajar dan berkumpul bisa dilakukan di ruang kumpul dan musholla. Untuk kamar anak yang ada di tengah, sebagian atap diganti dengan atap transparan agar cahaya alami bisa masuk ke dalam kamar.
Musholla yang berada di samping ruang kumpul, tidak hanya sebagai tempat sholat, tetapi juga menjadi simbol penghuni sebagai penggiat dakwah Islam dan pengingat tujuan hidup keluarga. Untuk menambah kesan dramatis, atap di atas musholla diberi atap transparan agar cahaya matahari bisa menyorot tempat sholat dan kaligrafi ‘Allah’ yang menempel di tembok musholla.
Desain fasad bertema simple elegant. Simpel/sederhana karena tidak memakai unsur garis-garis atau bentuk yang tidak perlu. Unsur dinding miring pada fasad bertujuan sebagai point of interest atau unsur ‘wow’ pada fasad. Untuk tekstur material, hanya menggunakan dinding cat, batu alam, dan fishing plester semprot/kamprat.
Dengan desain denah dan fasad yang demikian, diharapkan:
- Rumah bisa mendukung sebagai tempat pendidikan anak-anak oleh orang tua. Pusat pendidikan berada di area-area berkumpul keluarga, seperti perpustakaan/ruang baca, tempat lesehan lantai satu, ruang makan, dan ruang kumpul-musholla di lantai dua.
- Tidak memakan biaya renovasi yang terlalu besar karena tidak banyak mengubah denah lantai 1 dan menggunakan material finishing yang sederhana.