“Di mana pun berada kita bisa menjadi penghafal Al-Qur’an. Tidak harus di pesantren,” kata Dafa (Syakir Daulay) kepada teman-temannya saat bermain di bukit.
Sebelumnya, Dafa memang ‘terpaksa’ harus keluar dari pesantren tempat ia menuntut ilmu. Sebab, ia diminta oleh umminya, Humaira (Pipiek Dian Irawati) untuk pulang. Demi baktinya pada ibu, Dafa kembali ke rumah dan sekolah di kampungnya.
Awalnya, Dafa berat untuk meninggalkan pesantren yang ia cintai, berat untuk meninggalkan teman-temannya yang baik hati meski ada yang usil. Apalagi hafalan yang ia punya sudah banyak, 26 juz. Sangat nanggung jika harus meninggalkan asrama begitu saja. Namun, apa mau dikata, ia hanya bisa nurut ketika dijemput ayahnya, Yusuf (Agus Kuncoro).
Babak baru kehidupan Dafa dimulai. Remaja yang bercita-cita menjadi seorang Hafizh Qur’an itu harus melanjutkan hafalannya dengan setoran kepada Ustadz Furqon. Di tengah semangatnya menghafal Al-Qur’an, justru ia mendapati babak-babak lain hingga membuatnya seakan babak belur.
Belakangan, Dafa baru menyadari kenapa ia diminta pulang. Umminya yang sering berdarah hidungnya itu ternyata kena vonis dokter menderita leukemia. Kanker darah.
Meski sebagai calon penghafal Al-Qurán 30 juz, bukan berarti Dafa bebas dari ujian hidup. Justru ia harus menghadapi ujian yang berkelindan. Mampukah Dafa mewujudkan cita-citanya sebagai penghafal Al-Qur’an? Lalu bagaimana dengan masa depan Dafa?
Film berjudul Surga Menanti ini memang cukup mengaduk-aduk emosi. Penonton disuguhi adegan yang menyayat hati dan tak sedikit berisi adegan airmata yang mau tak mau penonton terbawa juga. Akan tetapi alurnya kadang seperti sinema elektronik atau film televisi yang kini makin marak.
Selain adegan menangis, lucu dan haru, di film ini kita akan mendengar suara merdu nan indah Syakir Daulay ketika tilawah. Cukup mafhum, karena Syakir adalah penghafal Al-Qurán dari pesantren yang diampu Ustadz Yusuf Mansyur, PPPA Daarul Qur’an.
Film garapan Hasto Broto ini memang memanjakan penonton dengan latar alam perbukitan kawasan Dieng, Jawa Tengah. Sebuah eksplorasi keindahan alam Nusantara, juga kejutan objek wisata luar negeri di akhir cerita.
Meski sebagai debut pertama, akting Syakir terbantu oleh akting pemain senior Agus Kuncoro dan Ummi Pipik. Hadirnya Syeikh Ali Jaber sebagai cameo dan Salman yang dikaruniai keterbatasan penglihatan mata cukup menyentil para penonton.
Nyatanya film berkisah tentang penghafal Al-Qur’an tak terhenti pada film sebelum Surga Menanti. Sebuah film yang layak dan aman untuk ditonton anak segala usia menjelang puasa. [Paramuda/ BersamaDakwah]