Di sebuah warung ada seorang anak muda yang juga pembeli bertanya kepada ibu warung tentang tarawih di masjid terdekat.
“Bagaimana tarawih pertama di sini Bu?” tanya anak muda itu ketika sedang memesan makanan di malam perdana tarawih itu.
“Jumlah rakaatnya banyak. Tapi alhamdulillahnya cepat kok!” kata ibu warung.
“Tergantung supirnya juga he-he-he!” timpal bapak warung terkekeh yang merujuk ke imam sholat tarawih.
Sholat tarawih dengan gerakan yang cepat dari Ramadhan ke Ramadhan memang kerap ada dan menjadi fenomena. Bahkan di sebuah pondok pesantren di kawasan Blitar, Jawa Timur, tiap malam Ramadhan sholat Tarawih dilakukan dengan sangat cepat. Saking cepatnya, jumlah 23 rakaat bisa selesai dalam waktu kurang dari 10 menit. Wow sekali bukan?
Adapun manfaat shalat tarawih cepat bin kilat bagi mereka yang menjalankannya.
- Badan menjadi sehat
Benarkah demikian? Paling tidak itu menurut penuturan para pelaku sholat tarawih cepat bin kilat. Melihat jumlah rakaat misal 23 rakaat dibagi dalam waktu 10 menit, masing-masing per dua rakaatnya lebih kurang dua menitan. Membakar kalori memang tapi sedikit sekali. Untuk kardio lebih baik lari atau treadmill saja di pusat kebugaran saja. - Hemat waktu
Tentu sangat hemat waktu karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sholat tarawih cepat nggak lebih dari 30 menit. Nggak lama kok dibanding ngobrol di WA, nyalain petasan atau nonton sinetron kejar tayang. - Gugur checklist “Tarawih”
Sudah gugur mengisi checklist tarawih di targetan selama Ramadhan. Paling tidak ketika ada yang menanyakan sudah tarawih atau belum sudah punya jawaban. Minimum bagi medsos mania dia punya bahan untuk distatuskan.
Itulah manfaat tarawih cepat bin kilat. Manfaat itu paling tidak dirasakan oleh mereka para pelaku tarawih jenis ini.
Apakah berarti lebih baik munfarid khusyuk daripada jamaah tapi cepat kilat?
Meski tarawih itu cepat bin kilat tetap mendapat pahala. Selain mendapatkan pahala berjamaah, menjalin silaturahim dengan tetangga juga dapat menghidupkan Ramadhan dengan tarawih berjamaah. Syiar.
Jika keadaan membuat sulit, misal masjid yang bacaan tarawihnya baik dan tenang, kita bisa tetap shalat tarawih khusyuk dengan cara shalat sendirian setelah tarawih yang cepat kilat tadi.
Jumhur ulama sepakat mengatakan yang lebih utama dilakukan dengan berjamaah di masjid dengan satu imam yang baik bacaannya dan khusyuk. Dan khusyuk dapat dicapai dengan tenang, tidak tergesa-gesa.
Bukankah seharian kita sudah terlatih untuk menahan hawa nafsu, kenapa hilang begitu saja ketika malam hari?