Beranda Dasar Islam Aqidah Abul Hasan Ali an-Nadwi: Kedatangan Paulus Membawa Kehancuran bagi Kristen

Abul Hasan Ali an-Nadwi: Kedatangan Paulus Membawa Kehancuran bagi Kristen

1
sumber gambar: m.mobogenie.com

Ajaran Kristen atau Nashrani sering dinisbatkan secara salah sebagai ajaran yang dibawa oleh Nabi ‘Isa ‘Alaihis salam. Padahal, Nabi yang terlahir dari Maryam binti ‘Imran ini membawa ajaran tauhid sebagaimana Nabi dan Rasul sebelumnya. Ajaran tauhid inilah yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai penutup para Nabi dan Rasul.

Ialah ajaran tauhid yang di dalamnya terdapat perintah meng-Esa-kan Allah Ta’ala dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun itulah yang disebut sebagai Islam. Ialah satu-satunya agama yang kelak menyelamatkan siapa pun yang masuk ke dalamnya, lalu menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan hingga akhir hayat.

Maka, Kristen atau Nashrani yang hingga kini kita kenal bukanlah berasal dari Nabi ‘Isa ‘Alaihis salam. Apalagi, Nabi yang mampu berbicara saat masih bayi ini tidak pernah memerintahkan pengikutnya untuk menyembahnya.

Fakta kerusakan ajaran Kristen ini bisa dilihat dari sejarahnya. Misalnya yang terjadi di abad ke-6 Masehi. Dai, pemikir, dan ulama asal India yang keturunannya tersambung ke Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib, Abul Hasan Ali an-Nadwi menjalaskan kondisi yang dialami Kristen kala itu dengan mengatakan, “Kedatangan Paulus membawa kehancuran bagi ajaran Kristen.”

Bukan tanpa bukti, dai yang lahir di tahun 1913 ini menjelaskan, bahwa Paulus memasukkan cerita-cerita khurafat yang terdapat pada agama-agama penganut berhala. Kekeliruan ini pun berjalan terus-menerus oleh Kaisar Konstantin sehingga meluruhkan keaslian ajaran yang dibawa oleh Nabi ‘Isa ‘Alaihis salam untuk meng-Esa-kan Allah Ta’ala.

Kristen, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abul Hasan, merupakan campuran antara Khurafat Yunani, agama berhala Romawi, filsafat Platonism, dan Kepasturan. Akibatnya, Kristen hanya sejenis ritual yang tidak mampu memberikan kelezatan ruhani, tidak menunjang akal pikiran, tiada memberikan semangat untuk hidup, dan tidak memberikan petunjuk dalam menjalani  kehidupan.

Penjelasan ini diperkuat dengan pendapat Sale, seorang penerjemah al-Qur’an ke dalam Bahasa Inggris yang mengatakan, “Orang-orang Kristen sangat berlebihan dalam menyembah para orang suci mereka (Pastur, Paulus, dan sebagainya) dan gambar ‘Isa, terutama kaum Katholik saat ini.”

Semoga Allah Ta’ala menjaga kita agar istiqamah di jalan hidayah dan memberikan petunjuk kepada mereka yang kini salah memilih jalan. Aamiin. [Pirman/Bersamadakwah]

BARU 1 KOMENTAR

Komentar ditutup.