Beranda Dasar Islam Hadits Alasan Utama Fatimah Tak Pernah Meriwayatkan Hadits

Alasan Utama Fatimah Tak Pernah Meriwayatkan Hadits

hdimagelib

Ketika membuka hadits, jarang sekali kita menemukan hadits yang diriwayatkan oleh Fatimah (atau Ali bin Abi Tholib). Padahal keduanya orang-orang terdekat Rasulullah SAW. Kenapa ini bisa terjadi?

Fatimah radhiyallahu ‘anha hidup tak lama pasca Nabi wafat. Ahli sejarah mengatakan bahwa Fatimah wafat hanya berselang 5 bulan pasca kematian ayahanda. Dari sini mudah disimpulkan: mana sempat beliau meriwayatkan banyak hadits?

Kondisi Fatimah radhiyallahu ‘anha berbeda dengan keadaan istri Rasulullah SAW, Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ia hidup hingga tahun 57 (atau 58 atau 59) hijriyah. Ia pun menjadi rujukan hal-hal yang berkaitan kehidupan rumah tangga (nabi). Dan beliau juga banyak meriwayatkan hadits yang bersifat teknis sebagaimana Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah orang yang baru masuk Islam di masa terakhir menjelang wafatnya Rasulullah SAW. Hanya beberapa saat beliau sempat bersua dengan Nabi SAW. Akan tetapi, sahabat yang satu ini termasuk sosok yang paling banyak meriwayatkan hadits nabawi. Wallahua’lam. [Paramuda/ BersamaDakwah]

2 KOMENTAR

  1. Karena Nabi melarang menuliskan Hadist;
    Didalam Al Qur’an dalam Bab Mukaddimah Al Qur’an dan Terjemahannya Mentri Agama th 1974.
    Bersabda Rasulullah saw; Janganlah kamu tuliskan ucapan-2ku!.Siapa yang menuliskan ucapanku selain Al Qur’an,hendaklah dihapuskan,dan kamu boleh meriwayatkan perkataan-perkataan ini.Siapa yang dengan sengaja berdusta terhadapku,maka tempatnya adalah Neraka.”
    ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Said Al Khudri,).
    Tapi sayang umat Islam tidak patuh dengan perintah Nabi tersebut,karena Nabi sangat menyadari,karena beliau bicara dengan umat saat itu belum datangnya ilmu Pengetahuan,sehingga bisa saja ucapan nabi waktu itu tadak lagi relepan pada saat telah datangnya Ilmu,sedangkan sebaliknya kalau Nabi berbicara dengan ummat berdasarkan ilmu justru tidak menguntungkan waktu itu…

    • Beliau mengatakan hal itu karena dikhawatirkan bercampur dengan al-Quran yang saat itu dituliskan oleh para sahabat Beliau. Kalau Al-Quran sudah di Mushafkan dengan baik, kan gak masalah mengkodifikasikan Hadis. Gak akan bercampur baur.
      Perlu juga diingat, ketika mendekati masa akhir hidupnya, Nabi Muhammad SAW mengatakan harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya, apapun yang Beliau samapaikan tidak akan ketinggalan zaman, atau tidak sesuai.
      Makanya, dalam konteks hari ini yang perlu kita lakukan adalah memahami hadis Nabi dengan konteks kekinian, bukan malah mengatakan gak sesuai. “Cara Memahaminya” yang peru kita perbaiki.

Komentar ditutup.