Beranda Suplemen Amalan Agar Hati dan Tangan Dipenuhi Kekayaan

Amalan Agar Hati dan Tangan Dipenuhi Kekayaan

0
ilustrasi @pulsk

Allah Ta’ala-lah sebaik-baik pemberi rezeki. Dia melimpahkan rezeki kepada siapa saja yang Dikehendaki-Nya, dan menahannya dari siapa yang Dikehendaki-Nya. Dialah Rabb yang mengatur dan membagi-bagikan karunia tanpa sedikit pun menzhalimi hamba-hamba-Nya. Semua makhluk diberikan jatahnya sebagai bentuk Mahaadil-Nya.

Maka ketahuilah, cara termudah dan pasti menghasilkan yang kudu kita tempuh untuk mengupayakan rezeki adalah dengan melakukan apa yang perintahkan-Nya di dalam al-Qur’an dan sunnah-sunnah nabi-Nya. Itulah cara terbaik yang dijamin keberhasilannya. Ibarat obat, semua yang difirmankan oleh-Nya terkait cara mencari rezeki adalah ramuan yang paling mujarab, pasti, dan mustahil meleset.

“Wahai Bani Adam,” inilah firman Allah Ta’ala di dalam sebuah hadits qudsi riwayat Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Majah tentang kiat paling jitu dalam mengupayakan rezeki, “beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya.”

Totalitas. Sungguh-sungguh. Dengan ilmu yang paling shahih, keikhlasan paling tulus, dan cara yang paling baik. Jika satu anjuran tersebut sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya, janji-Nya yang mustahil diingkari, “Niscaya Aku penuhi hati kalian dengan kekayaan, dan Aku penuhi pula tangan kalian rezeki.”

Sangat jelas. Sederhana. Terarah. Tidak bertele-tele. Langsung menuju sasaran.

Akan tetapi, andai kita melakukan perbuatan sebaliknya, kefakiran dan kesibukan tak bermaknalah yang pasti didapati. Lanjut-Nya dalam hadits qudsi ini, “Wahai Anak Adam, janganlah menjauh dari-Ku, sehingga Aku penuhi hati kalian dengan kefakiran, dan Aku penuhi pula tangan kalian dengan kesibukan.”

Jangan berpaling. Luruskanlah pandangan wajah dan fokus hati hanya kepada Allah Ta’ala. Senantiasalah terhubung kepada-Nya melalui banyak ibadah yang disyariatkan-Nya dan disunnahkan oleh Nabi-Nya yang mulia.

Utamakanlah yang wajib. Jangan tinggalkan atau remehkan yang sunnah. Tambahi kuantitasnya, perbaiki kualitasnya, dan beristiqamahlah. Selalu begitu. Senantiasalah berada dalam garis syari’at-Nya hingga Izrail bertamu.

Penting dijadikan catatan; jangan berniat menukar ibadah dengan fasilitas duniawi yang remeh. Yang benar, niatkan semuanya untuk ibadah. Pun upaya-upaya ikhtiari yang kita kerjakan guna menjemput karunia Allah Ta’ala di bumi-Nya.

Sebab, catatan terkait rezeki sudah final di Lauh Mahfuzh jauh sebelum kita diciptakan. Semuanya sudah selesai. Dan kita, sebab tak tahu, cukup melakukan amalan terbaik sesuai kemampuan. Sebab, Dia tidak mungkin menzhalimi hamba-hamba-Nya.

Dan sebaik-baik rezeki adalah kedekatan dengan-Nya yang membuat jiwa seorang hamba kaya raya. Cukup dengan pemerian-Nya, berapa pun jumlahnya. [Pirman/Bersamadakwah]