Lanjutan dari Beramallah Dengan Ikhlas, Jauhilah Syirik (Bagian 2)
Jika orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya tidak dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala, sesungguhnya orang itu mendapat ancaman dari Allah pada hari kiamat nanti.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ -يَعْنِي رِيحَهَا
“Barangsiapa menuntut ilmu tidak berharap kepada Allah Ta`ala melainkan berharap untuk mendapatkan dunia saja, maka ia tidak akan mencium aroma surga pada Hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud).
Allah Ta’ala Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tersembunyi di dalam hati. Dia tidak menilai bentuk dan harta yang dimiliki hamba-Nya. Dialah Yang Memilki keutamaan dan Maha Memberi nikmat.
Allah Ta’ala menilai apa yang ada di dalam hati hamba-Nya berupa iman kepada-Nya, membenarkan utusan-Nya, dan mengamalkan apa yang menjadi konsekuensi dari dua perkara tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Dia memandang hati kalian dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim).
Masih banyak lagi hadits yang menyangkut permasalahan dalam bab ini.
Singkatnya, segala keuntungan dunia –sedikit atau banyak- akan menarik perhatian hati. Jika hati terlalu sibuk dengannya, maka kemurnian hati akan pudar dan keikhlasan pun akan lenyap dari seseorang.
Setiap manusia tidak lepas dari mengharap keuntungan dunia, apalagi jika dipompa oleh hawa nafsu. Sedikit sekali amalan ibadah seorang hamba bersih dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan duniawi tersebut.
Ya Allah, jadikanlah amal ibadah kami benar dan ikhlas hanya mengharap wajah-Mu Yang Mulia. Terimalah amalan ibadah kami yang sedikit ini, berilah keberkahan di dalamnya wahai Zat Yang Maha Penyayang.
Semoga shalawat serta salam selalu tercurah pada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya.
Dikutip dari kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]