Lailatul qadar adalah malam yang paling diburu. Ia dirindukan oleh umat Islam sekaligus diburu untuk didapatkan. Mengapa? Sebab keutamaannya khairun min alfi syahr, lebih baik dari seribu bulan.
Lalu, kapan terjadinya lailatul qadar? Lebih tepatnya, malam berapa jatuhnya lailatul qadar? Sedikitnya ada tiga hadits shahih yang menyebutkan tanggal lailatul qadar.
قَالَ أُبَىٌّ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ – يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِى – وَوَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىُّ لَيْلَةٍ هِىَ. هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Ubay (bin Ka’ab) berkata, “Demi Allah yang tiada ilah kecuali Dia. Sesungguhnya ia (lailatul qadar) terjadi di bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku mengetahui malam itu. Ia adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27. Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang sinarnya tidak menyilaukan.” (HR. Muslim)
قَالَ أُبَىٌّ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِى هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ – وَإِنَّمَا شَكَّ شُعْبَةُ فِى هَذَا الْحَرْفِ – هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Ubay (bin Ka’ab) berkata tentang lailatul qadar, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa ia (lailatul qadar) adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27.” Syu’bah (salah seorang perawi) ragu dengan kata “amarana” atau “amarana bihaa”. (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Barangsiapa ingin mencarinya (lailatul qadar), hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27” (HR. Ahmad)
Atas dasar hadits ini, sebagian ulama menyakini bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Namun, jumhur ulama menjelaskan bahwa hadits tersebut hanya menyatakan bahwa lailatul qadar pernah terjadi pada malam ke-27. Adapun pada tahun-tahun lainnya, lailatul qadar tidak bisa dipastikan apakah ia terjadi pada malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27 atau malam ke-29.
Hal itu sebagaimana penjelasan Imam Nawawi rahimahullah: “Menurut para ulama, lailatul qadar itu berpindah-pindah setiap tahunnya. Kadang di malam ke-27, kadang di malam ke-23, atau bisa jadi di malam ke-21, atau di malam lainnya. Inilah pendapat yang lebih tepat dengan mengkompromikan berbagai dalil yang ada.”
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]
Lailatul qadar adalah malam yang paling diburu.
Ia dirindukan oleh umat Islam sekaligus diburu untuk didapatkan, Mengapa dan kenapa?
Sebab keutamaannya khairun min alfi syahr, lebih baik dari seribu bulan.
Lalu,
kapankah terjadinya lailatul qadar ?
Lebih tepatnya, malam keberapakah jatuhnya lailatul qadar ?
izin copy om… 😀
terimakasih
Malam al qodr itu malem yang dimana kita merasakan ketenangan pun kebahagian..banyak orang yang berselisih pendapat tentang dimanakah letak malam al qodr itu …dikatakan carilah lailatul qodr itu di angka² ganjil seperti akhir bulan ramadhan
Dan lebih tepatnya incerlah di tanggal 27 nya
Karena ketika kita menafsirkan dari qs al qodr keseluruhan huruf apabila kita hitung ada 27..
Jikalau memang kita ingin mencari amanyaa
Maka perbuatlahh amal kebajikan di bulan ramadhan maka insyyaallah engkau akan mendapati malam al qodr yang lebih mulia dari pada 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun umur manusia ….berbuatlah kebaikan agar engkau beruntung
Komentar ditutup.