Surga merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala sebagai balasan atas Islam, iman, dan amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba. Surga beriringan dengan Ridha Allah Ta’ala. Tidaklah seorang Muslim yang mukmin dimasukkan ke dalam surga, kecuali atas Rahmat dan Ridha-Nya. Dan seseorang dijebloskan ke dalam neraka yang dipenuhi siksa lantaran Murka-Nya Allah Ta’ala.
Sampai kapan pun dan bagi siapa pun, surga akan tetap menjadi misteri. Tiada satu pun hamba yang dijamin untuk memasuki surga, kecuali para Nabi, sahabat-sahabat Nabi, dan orang-orang yang memang mendapatkan jaminan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Saking misterinya, kita benar-benar harus berharap dengan cemas seraya takut jika tidak digolongkan ke dalam ahli surga. Pasalnya, berdasarkan satu riwayat yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ini, ada satu orang yang berhak mendapatkan surga meski dia pernah berzina dan mencuri.
Siapakah dia?
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala dalam Shahihain, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk memberikan informasi penting yang menggembirakan.
“Siapa saja di antara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu pun,” tutur imamnya para malaikat ini kepada Nabi, “maka dia akan masuk surga.”
Sang Nabi dalam riwayat yang dibawakan dari sahabat mulia Abu Dzar al-Ghifari Radhiyallahu ‘anhu ini lantas bertanya, “Meski dia pernah berzina dan mencuri?”
“Meskipun,” jawab malaikat berjuluk Ruhul Qudus ini, “dia pernah berzina dan mencuri.”
“Meskipun dia pernah berzina dan mencuri?” kejar Nabi. Bertanya kedua kali pertanda penasaran dan memastikan.
“Meskipun,” tegas malaikat pembawa wahyu ini, “dia pernah berzina dan mencuri.”
Untuk ketiga kalinya, sebagai penanda pentingnya perkara ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mengulangi pertanyaannya kepada malaikat yang menemaninya dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini, “Meskipun dia pernah berzina dan mencuri?”
“Meskipun,” pungkas malaikat yang pernah sampaikan salam kepada Bunda Khadijah al-Kubra, “dia pernah berzina, mencuri, dan minum khamr.”
Hadits agung ini dikutip oleh Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim saat menjelaskan surat al-An’am [6] ayat 151. Ialah sebuah bukti bahwa Allah Ta’ala Maha Pengampun atas dosa-dosa yang dikerjakan oleh para hamba-Nya.
Hadits ini bukan pembenaran atas berzina, mencuri, dan minum khamr. Melainkan panduan bagi kita yang penuh dosa agar gegas mengakhiri perbuatan dosa lalu bertaubat kepada Allah Ta’ala. Dengan taubat, semua dosa diampuni kecuali syirik kepada-Nya.
Astaghfirullahal ‘azhiim.
Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]