Lanjutan dari Bukti Cinta Umar Kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam (Bagian 2)
Dalam peristiwa sejarah, kita dapat mengetahui bagaimana Umar senantiasa tampil membela Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam setiap kali dia menemukan sesuatu yang merusak dan merendahkan kehormatan Rasulullah.
Seorang tokoh Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah pernah datang ke hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk menagih utang.
Sebenarnya, Zaid telah mengetahui semua tanda kenabian pada diri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selain dua hal, yaitu kemurahan hatinya melebihi ketidaktahuannya dan ketidaktahuan yang sangat atas dirinya hanya akan menambah kemurahan hatinya.
Zaid mengatakan,
“Pada saat utangnya jatuh tempo, aku pun mendatangi Muhammad. Aku langsung menarik kerah depan bajunya. Pada saat itu dia sedang bersama para shahabatnya. Aku memandaginya dengan pandangan bengis.
Aku katakan padanya, “Hai Muhammad, ayo berikan hakku! Demi Allah, aku tidak pernah tahu jika kalian Bani Abdul Mutthalib suka menunda-nunda waktu pembayaran utang.”
Pada saat itu Umar melihat padaku dengan mata yang terbelalak karena marah.
Umar lantas mengatakan, “Hai musuh Allah, sudah berani kamu mengatakan itu dan berbuat begitu kepada Rasulullah? Demi Dzat Yang mengutusnya dengan kebenaran, jika bukan karena aku menjaga kecaman atasnya, pasti sudah aku penggal saja kepalamu”
Dalam peristiwa lain, pada saat perang Badar telah berakhir, kaum musyrikin mengenang para kolega mereka yang telah terbunuh. Seseorang bernama Umair bin Wahab Al-Jumahi telah berniat untuk membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Ia pun menghunus pedangnya lantas bertolak ke Madinah. Ketika sampai di depan pintu masjid, Umar pun melihatnya.
Pada saat itu Umar sedang berada di tengah-tengah kaum muslimin yang sedang berkerumun. Umar berteriak,
“Anjing ini merupakan musuh Allah, namanya Umair bin Wahab. Demi Allah, kedatangannya pasti bermaksud untuk berbuat jahat.
Ia adalah orang yang telah merusak hubungan di antara kita dan ia pula yang telah menghitung jumlah kita pada saat perang Badar.”
Umar lalu pergi untuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengatakan,
“Wahai Nabiyullah, sungguh ada musuh Allah bernama Umair bin Wahab yang datang sambil menghunus pedang.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Bawalah dia masuk!”
Umar lalu menemui orang tadi, mengambil gantungan pedangnya dari lehernya, kemudian menarik leher bajunya. Setelah itu, Umar berkata kepada beberapa orang kaum Anshar yang bersamanya,
“Masuklah dan duduklah kalian bersama Rasulullah. Jagalah beliau dari penjahat ini karena dia tidak bisa dipercaya.”
Setelah situasi aman, barulah Umar membawa Umair masuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Demikianlah sekelumit tentang bukti cinta Umar kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Dikutip dari buku 10 Shahabat yang Dijanjikan Masuk Surga karya Abdus Sattar Asy-Syaikh. Semoga bermanfaat.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]