Di dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Imam Ibnu Katsir menukil satu riwayat tentang bithaqah (kartu). Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmdzi dengan derajat shahih ini disebutkan bahwa kartu tersebut membuat sembilan puluh sembilan catatan amal seorang laki-laki menjadi ringan.
Laki-laki ini dihadapkan pada Allah Ta’ala. Dihisab semua amal yang pernah dilakukan di dunia. Tiada satu pun amalan, kecuali lengkap tercatat dalam catatan-Nya. Besar atau kecil. Baik atau buruk. Dianggap serius atau diremehkan. Sengaja atau bercanda. Terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Semuanya.
Lalu dibentangkan di hadapan laki-laki itu sembilan puluh sembilan catatan amal perbuatan. Masing-masing catatan panjangnya sejauh mata memandang. Lantas dihadirkan pula satu kartu bertuliskan kalimat thayyibah, Laa ilaha illAllah (tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah).
“Ya Rabbku,” kata laki-laki itu, “apa artinya lembaran berisi catatan-catatan amalan kami di hadapan kartu itu?”
Firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya kalian tidak akan dizhalimi.”
Setelah itu, kartu bertuliskan kalimat thayyibah diletakkan pada satu timbangan dan lembaran-lembaran amal perbuatannya diletakkan di atas timbangan yang lainnya.
Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Maka lembaran-lembaran itu menjadi lebih ringan, sedangkan kartu itu menjadi lebih berat.”
Inilah di antara makna timbangan amal. Bahwa yang ditimbang adalah catatan amal. Sedangkan ulama lain berpendapat bahwa yang ditimbang adalah amal dan pemilik amal. Ketiga pendapat ini tidak dipertentangkan. Malah saling melengkapi.
Di dalam kaidah timbangan catatan amal ini, ada rahasia menarik yang dibeberkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Ialah kartu bertuliskan kalimat thayyibah yang amat berat hingga mengakibatkan ringannya catatan amalan perbuatan seorang hamba.
Artinya, hendaknya kita berupaya sungguh-sungguh untuk menjadikan kalimat thayyibah ini sebagai wirid harian. Didawamkan. Diseriusi. Sungguh-sungguh. Jangan diremehkan.
Hanya dengan menjadikan kalimat thayyibah sebagai wirid disertai kesungguhan mempelajari makna untuk mengamalkannya, maka kita akan memiliki banyak saldo tabungan hingga catatan amalan kebaikan menjadi berat. Jika berat, insya Allah kita berhak mendapatkan keselamatan.
Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]
*Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim tulisan Imam Ibnu Katsir bisa dipesan di 085691479667