Lanjutan dari Ciri-ciri Husnul Khatimah dan Su`ul Khatimah (Bagian 2)
Keempat, mati syahid, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
مَا تَعُدُّوْنَ الشَّهِيْدَ فِيْكُمْ؟
“Apa yang dimaksud mati syahid menurut pendapat kalian?”
Mereka (para shahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, seseorang yang terbunuh di jalan Allah, maka dia mati syahid.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِيْ إِذًا لَقَلِيْلٌ
“Jika begitu, orang-orang yang mati syahid dari umatku jumlahnya sedikit.”
Mereka bertanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُوْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيْدٌ
“Seorang yang terbunuh di jalan Allah, maka dia mati syahid; seorang yang meninggal dunia di jalan Allah, maka dia mati syahid; seorang yang meninggal dunia karena Tha’un (terserang wabah penyakit), maka dia mati syahid.
Seorang yang meninggal dunia karena sakit perut, maka dia mati syahid; dan seorang yang meninggal dunia karena tenggelam, maka dia mati syahid.“ (HR. Muslim)
Kelima, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
اَلشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ، الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Orang yang meninggal dunia sebagai syahid ada lima: orang yang meninggal dunia karena Tha’un (terserang wabah penyakit), sakit perut, tenggelam, tertimpa suatu bangunan, dan meninggal di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhar dan Muslim)
Keenam, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ قُتِلَ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دِيْنِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ
“Seorang yang meninggal dunia mempertahankan hartanya, maka dia mati syahid; seorang yang meninggal dunia mempertahankan keluarganya, maka dia mati syahid.
Seseorang yang meninggal dunia mempertahankan agamanya, maka dia mati syahid; seseorang yang meninggal dunia mempertahankan jiwanya, maka dia mati syahid.”(HR. An-Nasa`i)
Ketujuh, meninggal dunia dalam menjaga keamanan wilayah dalam perang fi sabilillah (Ribath).
Hal ini sebagaimana sabda nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
رِبَاطُ يَوْمٍ أَوْ لَيْلَةٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، فَإِنْ مَاتَ أَجْرَى اللهُ عَمَلَهُ الَّذِيْ كَانَ يَعْمَلُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ، وَأَمِنَ الْفَتَّانَ
“Ribath sehari semalam lebih baik dari berpuasa dan beribadah sebulan, dan jika seseorang meninggal dunia ketika itu, maka Allah akan melipatgandakan pahala dari amalan yang pernah dilakukannya, dan rezekinya, serta selamat dari fitnah (adzab kubur).” (HR. Abu Uwanah, Ibnu Hibban, dan Abdurrazzaq).
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Ciri-ciri Husnul Khatimah dan Su`ul Khatimah (Bagian 4)