Ketimpangan hukum yang tajam ke bawah dan majal ke atas, membuat banyak kalangan geram. Apalagi lambannya proses hukum terhadap pelaku penistaan al-Qur’an. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Melihat kondisi yang menyedihkan seperti itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar pun menggaungkan suaranya bahwa ia lebih baik kehilangan jabatan ketimbang harus diam melihat al-Qur’an dinista.
“Kita berbaik sangka bahwa negara akan bersikap seadil-adilnya terhadap penista al-Qur’an. Sampai saya katakan kalau saya disumpah dengan al-Qur’an, kemudian negara tidak bisa melindungi kesucian al-Qur’an, lebih baik saya kehilangan jabatan daripada al-Qur’an dihina, kehilangan iman saya,” katanya dalam Apel Siaga Umat Islam Jabar di depan Gedung Sate Bandung, Jumat (18/11/2016) lalu.
Jangan sampai karena satu orang, kata dia, terkoyak-koyak kebersamaan kita. Terkoyak-koyak negara kita.
“Karena negara ini dibangun oleh umat Islam. Jangan sampai kita diperalat untuk merusak apa yang telah kita bangun selama ini,”
Ia sempat pagi berpikir bahwa ia disumpah sebagai wakil gubernur dengan al-Qur’an, jika tidak menjaga kesuciannya ia bekerja untuk negara mana.
“Kalau negara tidak bisa melindungi kesucian al-Qur’an, saya bekerja untuk negara yang mana sebetulnya. Banyak pejabat publik kita disumpah dengan al-Qur’an, Kalau negara tidak bisa melindungi kesucian al-Qur’an, saya bekerja untuk negara yang mana sebetulnya? Jangan sampai Allah cabut nikmat iman dari hatinya bagi yang mendukung penista agama,” ungkapnya yang diiringi riuh takbir peserta. [Paramuda/BersamaDakwah]