Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Dokter yang Ingat Kematian Karena Surat Wasiat Pasiennya (2)

Dokter yang Ingat Kematian Karena Surat Wasiat Pasiennya (2)

0
Dokter bedah (popsugar)

Lanjutan dari Dokter yang Ingat Kematian Karena Surat Wasiat Pasiennya

Saudara dan saudariku sekalian.

Menulis wasiat bukan hanya untuk menjaga hak Anda maupun hak orang lain, akan tetapi merupakan bukti kesadaran Anda akan dekatnya kematian, dan sebagai bukti bahwa diri Anda selalu ingat dengan kematian.

Singsingkanlah lengan baju dan bersegeralah untuk beramal di jalan akhirat.

Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk selalu mengingat kematian dengan sarana menulis wasiat, mengunjungi pemakaman, membayangkan akhirat dan lain sebagainya.

Semua itu dapat mendekatkan gambaran kematian ke mata Anda. Sehingga, Anda semakin yakin bahwa kematian pasti akan menjemput Anda suatu saat nanti.

Hal inilah yang membuat saya menangis, karena saya sadar bahwa saya dan orang-orang seperti diri saya ini telah melupakan kematian, atau mungkin terlena oleh kenikmatan dunia, dan lalai dengan kesenangan berkumpul dengan anak, istri dan teman-teman.

Saudara-saudaraku yang terhormat.

Saya menangis karena ingat mati. Saya telah melupakan kematian atau pura-pura melupakannya.

Saya menangis karena saya belum menulis wasiatku, hal itu berarti saya tidak mengingat kematian lagi. Saya merasa sedih karena telah melupakan kematian.

Bagian kedua yang membuatku menangis adalah wasiat orang tersebut kepada istrinya untuk menyedekahkan sebagian hartanya dan merelakan sebagian hutang yang ditanggung oleh fakir miskin.

Tentunya wasiat ini tidak akan berguna tanpa izin dari istri dan anak-anaknya karena hak mereka akan terkurangi.

Saya teringat bahwa kita menjadi orang yang sangat dermawan saat kondisi kita sudah sakit-sakitan, saat ajal telah mendekati dan betapa kuatnya kita menggenggam harta, saat kita sehat wal afiat, berat rasanya melepaskan harta untuk bersedekah dan berjuang di jalan Allah.

Saya teringat betapa kuatnya nafsu manusia mempertahankan hartanya selama ia merasa sehat, ia mengira bahwa kematian hanya akan mendatangi orang-orang yang sedang terbaring sakit atau orang-orang yang sedang menuju ruang bedah operasi.

Wahai saudara-saudaraku.

Saya menangis karena merasa betapa banyak orang-orang seperti diri saya dari kalangan muslimin. Mereka yang terlena oleh kesehatan sehingga lupa bahwa kematian sedang mengintai.

Kita lupa atau pura-pura lupa bahwa kematian tidak bisa membedakan antara yang sehat dan yang sakit, kematian tidak membedakan antara yang sudah tua maupun yang masih muda.

Saya menangis saat membaca akhir wasiat tersebut, ketika orang itu meminta maaf kepada istrinya, ia menyampaikan bahwa selama ini ia banyak menyakiti istrinya dan telah membuatnya menderita.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Dokter yang Ingat Kematian Karena Surat Wasiat Pasiennya (3)