Lanjutan dari 8 Wasiat Imam Ghazali tentang Lisan yang Banyak Dilanggar kaum Muslimin
Salahi Janji
Jangan sekali pun berjanji, kecuali jika berniat sungguh-sungguh untuk menunaikannya. Jangan berjanji dengan niat mengkhianatinya. Sebab siapa yang berkhianat, gelaran munafiq amat pantas disematkan kepadanya. Dan tiada lokasi yang tepat bagi seorang berjuluk munafiq dan nyata kemunafikannya, kecuali siksa dan neraka menunggunya.
Siapa yang terbiasa menyalahi janji, makhluk pun akan membencinya. Dalam jangka yang panjang, saat keewa itu sudah menumpuk, bersiaplah menerima banjir hujatan dan kebencian atas kekecewaan mereka.
Menggunjing
Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa menggunjing lebih besar dosanya dibanding zina sebanyak tiga puluh kali. Bukan bermakna meremehkan dosa zina, tapi menunjukkan betapa beratnya dosa yang diderita tatkala seseorang mengatakan keburukan saudaranya, meski keburukan itu merupakan sebuah fakta.
Allah Ta’ala dengan tegas melarang seorang Muslim bergunjing sebagaimana disebutkan di dalam ayat-Nya. Siapa yang menggunjing, maka ia tak ubahnya memakan bangkai manusia. Bukankah bangkai hewan saja teramat menjijikan? Bagaimana lagi dengan bangkai manusia!
Saat diri terbisiki oleh setan untuk menggunjing siapa pun, bayangkanlah jika Anda sedang digunjingi. Akankah ridha?
Tatkala bisikan untuk bergunjing begitu dahsyat, pikirkanlah dosa-dosa dan keburukan yang pernah Anda kerjakan. Adakah Anda lebih baik dari ia yang Anda gunjingi? Bukannya dosa Anda lebih banyak dari dosa mereka?
Merendahkan Orang Lain
Imam al-Ghazali menisbatkan ini dalam kaitannya dengan diskusi. Ketika seseorang adu argumen, akan timbul kecenderungan dari dalam dirinya untuk meninggikan diri dan merendahkan orang lain.
Bahwa pendapatnya yang paling benar dan orang lain pasti salah. Bahwa ia paling baik dan orang lain sudah pasti keburukannya. Bahwa Anda yang paling pandai dan orang lain dungu.
Merendahkan orang lain bisa pula terjadi dalam sebuah forum menasihati. Karena merendahkan, seseorang berani menyampaikan naishat di tempat terbuka, di forum orang ramai. Akibatnya, yang dinasihati justru merasa antipati. Mereka merasa rendah dan tak kunjung memperbaiki kekeliruannya.
Jika sudah seperti ini, Imam al-Ghazali menyampaikan peringatan, “Jika demikian, maka nasihatmu akan berubah menjadi perbuatan yang kelak menghancurkan.”
Bukan hanya menghancurkan ia yang dinasihati, tapi juga menghancurkan diri si pemberi nasihat.
Bersambung ke 8 Wasiat Imam Ghazali tentang Lisan yang Banyak Dilanggar kaum Muslimin (3)