Ajaran Yesus mengalami evolusi dan itu ditandai dengan kesuksesan Paulus membentuk agama baru yaitu Kristen. Sang Nabi Palsu itu mampu merumuskan teologi Kristen yang secara diametral berbeda dengan ajaran Yesus. Kesuksesan Paulus mendirikan agama baru (Kristen) sungguh spektakuler karena Kristen “bercerai” dengan induknya yaitu agama Yahudi.
Kedua, ajaran Kristen yang lepas dari Taurat dan menggantikannya dengan Injil Paulus, selain empat Injil lainnya. Meski empat Injil Perjanjian Baru (Markus, Matius, Lukas dan Yohannes) memiliki sumber bahan penulisan yang berbeda dari Injil Paulus. Namun tak dapat disangkal bahwa secara teologis kesemuanya dalam pengaruh teologi Paulus. Hukum Taurat telah dipakukan di kayu salib.
Ketiga, keberhasilan Paulus menyebarkan Injilnya di lingkungan orang-orang bukan Yahudi sehingga ajaran Kristen dan umatnya benar-benar tercerabut dari akar keyahudiannya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari pengikut Paulus yang kebanyakan tidak bersunat, tak menghormati Sabat, tak kenal halal haram dalam makanan dan tidak melakukan persembahan terhadap Musa, tidak melaksanakan penyembelihan domba Paskah dan tidak menghormati hukum Taurat Musa. Komunitas Yahudi pengikut ajaran Yesus dalam perkembangannya lenyap digantikan umat baru Paulus. Pengikut Yesus hampir semuanya lenyap pada saat penumpasan pemberontakan Yahudi oleh Titus tahun 60 M. Ketika itulah terjadi penumpasan dan pembantaian kaum Yahudi, hanya sedikit saja yang berhasil menyelamatkan diri, sebagian di antaranya adalah keluarga Yesus.
Keempat, keberhasilan Paulus memindahkan Gereja Induk (Purba, Pusat) dari Yerusalem ke Roma. Perpindahan ini sangat menguntungkan karena Paulus adalah kewarganegaraan Romawi, juga Roma kala itu menjadi pusat peradaban dunia. Pada saat Paus Sylvester bertahta, jemaat di Yerusalem pernah meminta agar pusat Gereja Induk dikembalikan ke Yerusalem, tetapi permintaan itu ditolak mentah-mentah.
Implikasinya? Agama Kristen secara alamiah mengalami sinkretisme dengan pagan Roma. Dari sinilah awal munculnya evolusi Kristen. Yang kedua dengan tokoh baru: Kaisar Romawi Konstantin yang Agung. [Paramuda/BersamaDakwah]
Referensi: Evolusi Kristen - M.I.Ananas
penulisan artikel ini gajelas risetnya darimana dan saya bisa lawan semua fakta palsu di artikel ini. ini penyesatan. ini pembangunan stigma. gini yg terjadi kalo org yang ga belajar jurnalisme jadi penulis. saya sarankan mohon dicantumkan sumber untuk setiap fakta nya. meski pun ini di peruntuk kan untuk kaum muslim, tetap saja bersamadakwah.net itu ada di internet, yang mana merupakan prasarana umum. sekali lagi.
untuk ku lah agamaku dan untukmu lah agamamu.
hidupilah kata2 diatas.
Maaf kawan bukankah yesus ITU jelas manusia, kenapa kita harus melawan logika bahwa yesus adalah manusia ???
Iya kan kawan ?
sekali lagi, untuk ku agamaku dan untukmu agamamu. itu bukan kata2 dari agama saya. dire nungkan saja.
Manusia adalah manusia
Tuhan adalah TUHAN.
KENAPA KITA MENGANGGAP TUHAN ADALAH MANUSIA DAN manusia adalah Tuhan.
Jika yesus ITU Tuhan seharusnya maha tahu, lalu kenapa yesus belajar ilmu Dan hukum taurot sebelum mengajar I’lmu Dan hukum taurot di bait Allah ?
untuk saudara ryo saya ingin tanya balik sblm menjawab. pertanyaan saya adalah apakah anda bertanya karena benar2 mau mengerti atau sekedar mau memprovokasi?
Komentar ditutup.