Beranda Keluarga Gemar Membaca, Karakter Istri Idaman

Gemar Membaca, Karakter Istri Idaman

1
Ibu bersama anaknya (guardian)

Segala sesuatu ada ilmunya, termasuk ilmu dalam hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan, keluarga, mendidik anak, dan berinteraksi dengan pasangan hidup.

Jika pada zaman dahulu ketika informasi begitu terbatas, para orang tua terutama ibu, bisa mendidik anaknya menjadi berguna bagi bangsa dan agama, maka seharusnya dengan kecanggihan teknologi pada masa sekarang, seorang wanita yang akan atau telah menjadi istri dan ibu mencari informasi-informasi yang dibutuhkannya dalam kehidupannya berumah tangga, karena itulah karakter wanita ideal.

Sejatinya, wanita ideal senantiasa menghiasi dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan baik, seperti membaca, menganalisis, dan mengasah kemampuan berpikir. Dia tidak memperkaya diri dengan pengetahuan untuk mendebat suaminya atau agar tampil beda dengan perempuan lain dalam masyarakat.

Akan tetapi, tujuannya adalah agar dapat menjaga agamanya jangan sampai terpuruk dalam bid’ah, fatwa-fatwa keliru, supaya dapat menghilangkan kebodohan dalam dirinya, melewati kubangan hidup dengan kerugian seminimal mungkin dan tidak hidup sebagaimana orang-orang yang tuli dan buta di tengah-tengah dunia yang sesak dengan kejadian dan sarat dengan perubahan.

Tidak mesti seorang istri menjadi sosok intelektual seperti ensiklopedi berjalan, tetapi cukup menguasai hal-hal yang penting saja, cukup kalung itu yang dapat melingkar di leher saja.

Suami tidak membutuhkan seorang istri intelektual yang selalu mengagetkannya dengan pemikiran-pemikiran dan hal-hal ilmiah untuk mengajaknya mendiskusikan atau menunjukkan bahwa pendapatnya tidak benar.

Sebaliknya, wanita ideal akan menundukkan ilmu dan pengetahuannya agar dapat berjalan seiring dengan suaminya tidak untuk berlawanan dengannya, agar dapat mengangkat harga diri suaminya, bukan untuk mengunggulinya dan agar dapat lebih menghargai usahanya, sampai yang sedikit apa pun, apalagi gagasan rasional dan besar.

Seringkali kita menyaksikan beberapa wanita yang menjadi sentral perhatian dalam seminar atau kegiatan ilmiah lainnya, berpenampilan biasa. Semua predikat intelektual yang kritis, tajam, dan tenaga ahli yang kredibel dalam bidang tertentu, tidak tampak sama sekali pada dirinya.

Ilmu dapat mendongkrak seorang istri memperoleh posisi tinggi, memberinya nilai lebih, memperteguh lemah lembutnya, dan menambah keindahan dalam interaksinya. Saat itulah semua akan memandangnya dengan hormat dan segan.

Jika terjadi percakapan dengan suaminya, baik yang serius atau hanya sekadar gurauan, maka tampak jelas keilmuannya dalam setiap jawaban yang diberikan kepada suaminya. Itu karena dia bukan sosok wanita yang mudah terseret arus mode. Ilmu dapat mengokohkan rumah tangga.

Hal yang cocok untuk para istri adalah membaca sejarah sosok wanita-wanita dalam Al-Qur’an dan Sunnah, seperti wanita-wanita sempurna berikut, Maryam, Khadijah, Asiyah, Fathimah, dua putri Nabi Syu’aib yang salah satunya dinikahkan dengan Nabi Musa, Ibu nabi Musa, dan kisah Balqis dengan Sulaiman.

Kemudian membuka sejarah para sahabat wanita, seperti, Ummu Sulaim dan Anas, Khaulah binti Tsa’labah, dan Hindun binti Utbah. Begitu juga membaca biografi wanita-wanita kafir seperti, istri Nuh, istri Luth, istri Al-‘Aziz (raja Mesir) dan Ummu Jamil, istri Abu Lahab.

Wanita ideal tidak menambah ilmu pengetahuannya dengan serampangan dan tanpa prioritas, ia tidak hanya suka buku-buku pengetahuan dalam level tinggi, tetapi ia mencari semua ilmu yang berguna dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

Untuk itu, dia tidak segan melahap buku-buku pendidikan agar dapat memberi pendidikan yang sehat dan benar kepada anak-anaknya dan dapat berinteraksi dengan mereka sesuai dengan tahapan-tahapan usia mereka, sehingga dia menjadi wanita yang menguntungkan bagi suami dan anak-anaknya.

Inilah keuntungan hakiki dalam kehidupan dan setelah kematian.

Tulisan ini diringkas dari buku karangan Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]

BARU 1 KOMENTAR

Komentar ditutup.