Ada sebuah peringatan besar yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam melalui salah satu sabdanya. Ialah hadits dari sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari Rahimahullahu Ta’ala.
Hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari No 6069 ini harus membuat kita khawatir. Di sana disebutkan satu golongan yang tidak mendapatkan maaf dari Allah Ta’ala ketika golongan lain mendapatkannya. Mirisnya, golongan ini semakin bertumbuh jumlahnya.
“Seluruh umatku mendapatkan maaf, kecuali al—Mujahirun. Yang termasuk mujahir adalah seseorang yang pada malam harinya melakukan perbuatan (buruk), pagi harinya Allah Ta’ala tutupi perbuatan itu, tapi dia malah berkata, ‘Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan ini itu.’ Padahal saat dia bermalam, Allh Ta’ala telah menutup keburukannya, tapi dia justru membukanya di pagi harinya.”
Menerangkan riwayat ini, Syaikh Musthafa al-Bugha mengatakan, “Al-Mujahirun adalah orang yang menampakkan maksiat dan kefasikannya.”
Semua kita pernah melakukan perbuatan dosa atau maksiat. Sebab manusia memang tidak sempurna. Namun demikian, Allah Ta’ala Maha Pengampun. Dia memberikan ampunan kepada siapa yang memintanya.
Lantas, mengapa ampunan-Nya tidak diberikan kepada al-Mujahirun?
Sebabnya ialah kebanggaan di dalam hati hingga mereka menyiarkan keburukan yang telah dilakukan. Ia memberitahukan kepada banyak orang tentang kemaksiatan sehingga maksiatnya itu terkesan baik dan tidak masalah.
Inilah yang menjadi sebab celaka. Karena sombong adalah sifat Allah Ta’ala yang diharamkan kepada makhluk-Nya.
Ustadz Farid Nu’man Hasan menjelaskan, “Bukan termasuk al-Mujahirun orang yang mengisahkan keburukan masa lalu jika ada kebutuhan syar’i; untuk diambil pelajaran, bukan untuk dibanggakan.”
Hari ini kita melihat perkembangan teknologi yang amat pesat hingga banyak penggunanya yang berubah menjadi bodoh atas nama kekinian. Saking menumpuknya kebodohan tersebut, banyak rambu-rambu syariat yang dilanggar tanpa sedikit pun rasa takut di dalamnya.
Mereka melakukan berbagai jenis kemaksiatan di tempat yang tersembunyi, lalu menyiarkannya kepada publik melalui media sosial yang tiada batasnya. Akhirnya, keburukan dan kemaksiatan yang mereka lakukan dianggap lumrah. Mereka merasa berbuat baik karena selaras dengan apa yang mereka sebut sebagai kemajuan zaman.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari dahsyatnya fitnah akhir zaman ini. aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]