Sungguh, riwayat hidup Abu Bakar yang penuh dengan kemuliaan dan kepahlawanan, membuat seluruh mata tertuju padanya.
Para shahabat meyakini bahwa dialah yang pantas mengisi kekosongan tampuk pimpinan umat Islam yang ditinggalkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam setelah kepergian beliau ke sisi Tuhannya.
Di tambah lagi, dengan adanya beberapa petunjuk yang jelas tentang kekhalifahannya, yang mengisyaratkan, bahkan bisa dikatakan menyebutkan perannya di kemudian hari, sebagai bentuk penunjukan atau rekomendasi.
Di antaranya adalah sebagai berikut seperti yang disebutkan di kitab 10 Shahabat yang Dijanjikan Masuk Surga karya Abdus Sattar Asy-Syaikh.
1. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sakit, beliau telah memilih Abu Bakar untuk menggantikan beliau mengimami shalat.
Abdullah bin Zam’ah meriwayatkan,
“Ketika sakit Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam semakin parah, saya dan beberapa orang sedang bersama beliau. Datanglah Bilal menjemput beliau untuk shalat. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Perintahkanlah Abu Bakar untuk menjadi imam shalat.”
Abdullah bin Zam’ah berkata, “Kami pun keluar dari tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuju tempat shalat, ternyata yang ada hanya jamaah yang hendak melaksanakan shalat, sedangkan Abu Bakar tidak ada.
Saya (Abdullah) pun berkata, “Wahai Umar, bangunlah, jadilah imam shalat.”
Maka Umar pun maju ke depan dan bertakbir. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendengar suaranya –kebetulan Umar memiliki suara yang keras- beliau bersabda,
“Di mana Abu Bakar? Allah dan kaum muslimin menolak itu, Allah dan kaum muslimin menolak itu.”
Maka diutuslah seseorang menjemput Abu Bakar. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar setelah Umar selesai mengimami shalat. Lalu Abu Bakar kembali mengimami shalat.”
Ketika Aisyah mencoba mempersoalkan keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut, beliau bersabda, “Hendaklah Abu Bakar mengimami shalat, sungguh kalian ini seperti sahabat Yusuf.”
2. Pada kesempatan lain, seorang wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menanyakan sesuatu.
Rasulullah pun menyuruhnya untuk kembali lagi nanti. Wanita itu bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana jika saya datang tidak mendapati engkau?”
Seakan-akan yang dimaksud oleh wanita itu adalah jika beliau meninggal dunia.
Rasulullah menjawab, “Jika kamu tidak mendapati saya, temuilah Abu Bakar.”
3. Di saat-saat terakhir kehidupannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda,
“Seandainya saya diperbolehkan memilih seorang kekasih selain Tuhanku maka saya akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan dan kasih sayang Islam. Tidak ada satu pun pintu yang tersisa di masjid melainkan akan tertutup kecuali pintu Abu Bakar.”
4. Lebih hebat dari itu, apa yang diriwayatkan oleh Ummul mukminin, Aisyah Radhiyallahu Anha berikut ini,
“Ketika kondisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam semakin parah, beliau memanggil Abdurrahman bin Abu Bakar.
Beliau bersabda, “Berikan pundakmu agar saya bisa menulis suatu pesan untuk Abu Bakar supaya tidak ada persengkataan atasnya.”
Abdurrahman waktu itu hendak berdiri, maka Rasulullah berkata,
“Duduklah, Allah dan kaum mukminin tidak menginginkan adanya persengketaan atas Abu Bakar.”
Dengan demikian, jelaslah bahwa Abu Bakar memang berhak memangku jabatan sebagai khalifah pertama dalam Islam.
Hadits-hadits di atas juga mematahkan dalil-dalil yang disampaikan kaum syiah rafidhah, yang mengatakan bahwa Ali lebih berhak dibanding Abu Bakar dalam hal kekhalifahan.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]