Beranda Dasar Islam Aqidah Inilah Petunjuk Nabi Terkait Kuburan (Bagian 4)

Inilah Petunjuk Nabi Terkait Kuburan (Bagian 4)

1
Jamaah Masjid Nabawi (alyaum)

Lanjutan dari Inilah Petunjuk Nabi Terkait Kuburan (Bagian 3)

Ibnul Qayyim juga mengatakan,

”Lihatlah betapa jauhnya perbedaan antara apa yang disyariatkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan apa yang dimaksudkan dalam pelarangan beliau terhadap masalah yang telah disebutkan, yaitu masalah kubur, dengan apa yang mereka syariatkan dan yang mereka inginkan.

Tidak dipungkiri, bahwa pada yang demikian itu terdapat banyak kerusakan yang tak terhitung jumlahnya.

Ibnul Qayyim lalu menyebutkan kerusakan-kerusakan itu yang di antaranya adalah apa yang disyariatkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika melakukan ziarah kubur adalah mengingat akhirat, berbuat baik kepada yang diziarahi dengan mendoakannya, memohon rahmat dan ampunan baginya, serta keselamatan untuknya.

Dengan demikian, orang yang berziarah telah berbuat baik kepada dirinya sendiri dan kepada orang yang telah meninggal dunia tersebut.

Akan tetapi, orang-orang yang berbuat syirik itu memutarbalikkan kebenaran, dan menjadikan tujuan berziarah untuk berbuat syirik, dengan meminta kepada mayat, atau menjadikannya sebagai perantara dalam memohon agar hajatnya terpenuhi, turun keberkahan atas dirinya, ditolong dari musuh-musuhnya dan lain sebagainya.

Maka jadilah mereka telah berbuat jahat terhadap dirinya sendiri dan kepada mayat, karena tidak menjalankan apa yang diperintahkan Allah Ta’ala.”

Dengan demikian, jelaslah bahwa mempersembahkan bermacam-macam nadzar dan kurban ke kuburan merupakan syirik yang besar. Karena hal itu bertentangan dengan petunjuk Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang bagaimana seharusnya bersikap terhadap kuburan, yaitu tidak mendirikan bangunan dan masjid di atasnya, sebab ketika dibuat kubah di atasnya, dan didirikan masjid, serta tempat berkumpul orang-orang di sekelilingnya.

Orang-orang bodoh akan menyangka, bahwa orang-orang yang dikubur di dalamnya dapat mendatangkan manfaat atau madharat, mereka dapat memberi pertolongan kepada orang-orang yang meminta tolong kepadanya, memenuhi kebutuhan orang-orang yang memohon kepadanya.

Sehingga, mereka pun mempersembahkan bermacam-macam nadzar dan kurban, pada akhirnya kuburan tersebut menjadi berhala-berhala yang disembah selain Allah. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah berdoa,

اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ قَبْرِيْ وَثَنًا

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku berhala yang disembah.” (HR. Malik dan Ahmad).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak berdoa dengan doa ini, melainkan atas dasar keyakinan bahwa hal itu akan terjadi pada orang lain dan fakta menunjukkan hal itu telah banyak terjadi di banyak negara Islam.

Adapun kuburannya, maka Allah telah memeliharanya dengan keberkahan doa beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, meskipun di masjidnya (Masjid Nabawi) terkadang terjadi hal-hal yang melanggar aturan, yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, akan tetapi mereka tidak bisa sampai ke kuburan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Hal itu karena kuburannya berada di rumahnya, bukan di masjid dan dikelilingi oleh tembok, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam syairnya,

Maka Tuhan semesta alam mengabulkan doanya

Dan membentenginya dengan tiga tembok

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

BARU 1 KOMENTAR

  1. I’m typically to blogging and i really admire your content. The article has really peaks my interest. I’m going to bookmark your website and preserve checking for brand spanking new information.

Komentar ditutup.