Beranda Dasar Islam Aqidah Islam Nusantara dan 10 Hal Perusak Dua Kalimat Syahadat

Islam Nusantara dan 10 Hal Perusak Dua Kalimat Syahadat

Wacana Islam liberal tak laku, kini muncul gagasan Islam Nusantara.

Seorang tokoh yang katanya menyebar rahmah ke para pembunuh anak-anak Gaza pernah mengatakan bahwa Islam Arab itu barbar suka perang dan tidak ramah seperti Islam Nusantara. Sementara yang lain mendaku segala hal tentang Arab.

Serupa seperti pada tahun 1953, Komunis Indonesia juga mengatakan Islam agama arab.

Apa yang dikatakan oleh para pengusung Islam Liberal atau Islam Nusantara membuat kita berpikir apakah dua syahadat mereka tidak batal?

Ada beberapa sebab perusak tauhid yang paling dominan dan banyak menimpa umat manusia sehingga mereka menafikan iman adalah sebagai berikut.

1. Syirik kepada Allah di dalam ibadah. Allah berfirman, ”Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisa’: 48)

”Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dun tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Al-Maidah: 72)

Contoh syirik di dalam ibadah adalah memohon kepada orang yang sudah meninggal, meminta pertolongan kepada mereka, nazar untuk selain Allah, menyembelih dan menyembah kepada selain Allah.

2. Mengambil seorang perantara antara dia dengan Allah.

Perantara itu dimintanya untuk memohon, berdoa dan berserah diri kepadanya. Sungguh dia telah kafir sebagaimana kesepakatan ulama.

Siapa yang menelaah ayat-ayat Alquran akan mengetahui bahwa orang kafir Quraisy mengakui tauhid rububiyyah dengan pengakuan yang sempurna tetapi mereka menyekutukan Allah di dalam uluhiyyah (keEsaan). Mereka mengambil perantara antara mereka dengan Allah yang perantaraan itu mereka yakin semakin mendekatkan diri mereka dengan Allah. Mereka– sebagaimana dikisahkan Alquran–berkata, “Kami tidak menyembah supaya mereka (mendekatkan kami kepada Allah.” (Azzumar:3).

3. Tidak mengkafirkan kaum musyrikin apalagi meragukan kekafiran mereka atau membenarkan mereka.

4. Meyakini adanya petunjuk lain yang lebih sempurna daripada petunjuk Nabi.

Bahkan menganggap bahwa ada hukum lain yang lebih baik  daripada risalah dan hukum Nabi. Atau berkeyakinan bahwa risalah Nabi hanya untuk orang Arab dan untuk wilayah yang telah lampau. Allah berfirman, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk rahmat bagi semesta alam.” (Alanbiya: 107).

5. Membenci sebagian risalah Rasulullah SAW.
Orang yang seperti ini maka dia telah kafir, meskipun dia mengamalkan risalah Rasulullah tersebut.

Allah berfirman “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah lalu Allah menghapuskan amal-amal mereka”. (Muhammad:9)

6.Menghina dan mengejek atau merendahkan sesuatu yang menjadi bagian dari agama Rasulullah.

Orang yang berbuat seperti itu maka dia kafir, sebagaimana firman Allah tentang orang munafik yang mengejek Rasulullah SAW, berikut para sahabat, ”Katakanlah, ’Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dun rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66).

Termasuk di dalamnya adalah orang-orang zaman sekarang yang mencaci-maki agama dan mensifati agama sebagai omongan orang belaka.

7. Sihir.

Di antaranya ialah sihir untuk memalingkan atau memisahkan seseorang dari orang yang dicintainya. Atau sihir yang membuat seseorang yang awalnya tidak suka berubah menjadi suka atau bahkah sangat mencintai. Alasan bahwa hal tersebut kafir adalah firman Allah, ”Sedang keduanya tidak mengajarkan kepada seorang pun sebelum mengatakan, ’Sesungguhnya, kami hanya cobaan, sebab itu janganlah kamu kafir.” (Al-Baqarah: 102) Sihir telah menyebar pada zaman sekarang sehingga malapetaka pun semakin meluas. Para ahli sihir menipu orang-orang, khususnya para wanita.

8. Membela dan menolong orang-orang musyrik dalam menyerang kaum muslimin.

Allah berfirman, ”Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termnsuk golongan mereka. Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah: 51) Hal ini banyak terjadi di kelompok-kelompok muslim yang tidak menginginkan kemenangan Islam. Mereka justru membenci manusia yang berpegang teguh dan melaksanakan syariat.

9. Berkeyakinan bahwa sebagian orang boleh keluar dari syariat Rasulullah SAW.

Orang seperti ini telah kafir. Allah berfirman, “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali-Imran:85)

10. Berpaling dari agama Allah

Tidak mempelajarinya pada saat yang memungkinkan dan sedikit pun tidak mengamalkan syariat Allah pada saat dia mampu.

Allah berfirman, “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya kemudian dia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (As-Sajadah: 22).

Dari 10 hal di atas jangan-jangan tauhid kita rusak?

Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]

2 KOMENTAR

  1. Di artikel di atas gak ada pernyataan yg berhubungan dengan islam nusantara ? Juga gk ada sangkut pautnya. Maaf, gk maksud membela pihak manapun. Saya hanya merasa ganjil aja antara “isi artikel” dengan “judul”.
    Islam nusantara ya sama aja dengan islam arab, islam ya islam. Lagi pula islam nusantara hanya sebuah “istilah”, bukan sebuah “ideologi”, “madzab”, ataupun pemikiran2 yg mensyirikkan. Mereka retap mengesakan Allah, dan tetap mengikuti tuntunan alquran dan hadis. Kalau ada yg mengatakan mereka tdk mngikuti sunah dan alquran, bisa saja itu adalah perbedaan pemahaman mngenai makna dan tafsir di alquran dan sunah itu. Aqidahnya juga asyariyyah dan maturidhiyah,. Kalau ada perbedaan soal hukum furu’ mah wajar, di daerah2 lain juga gitu.

    Alangkah baiknya lebih hati2, saya tau di artikel tsb tidak ada kata2 konkrit yg mengkafirkan kelompok / organisasi A atau B, tpi mensejajarkan anatara istilah “islam nusantara” dan kata “kafir” itu kurang hati2 tanpa tau secara langsung (bukan sekedar dari youtube / ig/ yg lain). Perbedaan mengenai hukum furu’ juga tidak mmbuat orang islam menjadi “maaf” kafir.
    Untuk tau ttg istilah islam nusantara pun juga harus terjun kelingkungan dan lapangan. Sering berbaur dengan mereka, melihat keseharian dan sering berkomunikasi. Untuk benar2 memahami orang yg berbeda pendapat dgn kita tidak cukup satu atau dua hari saja, bahkan satu bulan atau dua bulan, apalagi hanya lewat media dan kata orang lain.

    Karena bisa saja kita yang salah faham.
    Tak bermaksud mendebat saudaraku, saya juga mengesakan Allah, dan mengakui baginda Rasulullah. Sama spt anda

  2. Islam Nusantara dan 10 Hal Perusak Dua Kalimat Syahadat………………kayaknya gak ada kesinambungan antara…..kedua hal tersebut…..benar apa yg diuraikan saudara umar…….di atas korelasi judul gak nyambung….

Komentar ditutup.